Angka Kemiskinan Naik di Jawa Timur karena COVID-19

Kenaikan angka kemiskinan salah satunya dipicu pandemi COVID-19 yang terjadi dalam kurun beberapa bulan terakhir.

oleh Liputan6.com diperbarui 16 Jul 2020, 04:00 WIB
Diterbitkan 16 Jul 2020, 04:00 WIB
Dampak COVID-19, Angka Kemiskinan dan Pengangguran Bakal Meningkat
Warga berada di seberang pemukiman padat di bantaran kali Ciliwung, Jakarta, Kamis (16/4/2020). Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkap proyeksi pemerintah terhadap angka kemiskinan naik dari 9,15 persen menjadi 9,59 persen akibat pandemi COVID-19. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Angka kemiskinan meningkat di Jawa Timur pada periode September 2019-Maret 2020. Kenaikan angka kemiskinan salah satunya dipicu pandemi COVID-19 yang terjadi dalam kurun beberapa bulan terakhir.

"Selama periode September 2019-Maret 2020, persentase penduduk miskin Jawa Timur mengalami kenaikan sebesar 0,89 poin persen, yaitu dari 10,20 persen pada September 2019 menjadi 11,09 persen pada Maret 2020," ujar Kepala Badan Pusat Statistik Jawa Timur Dadang Hardiwan Dadang melalui konferensi pers secara daring di Surabaya, Rabu, 15 Juli 2020, seperti dikutip dari Antara.

Ia menuturkan, pada Maret 2020, BPS mencatat jumlah penduduk miskin di Jatim mencapai sekitar 4,41 juta jiwa, bertambah sebesar 363,1 ribu jiwa dibandingkan dengan kondisi September 2019 yang tercatat 4,05 juta jiwa.

Sedangkan apabila dibagi secara persentase penduduk miskin di daerah perkotaan pada September 2019 sebesar 6,77 persen, naik menjadi 7,89 persen pada Maret 2020, sedangkan persentase penduduk miskin di daerah perdesaan pada September 2019 sebesar 14,16 persen naik menjadi 14,77 persen pada Maret 2020.

Untuk jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan naik sebanyak 244 ribu jiwa dari 1,43 juta jiwa pada September 2019 menjadi 1,68 juta jiwa pada Maret 2020 Sedangkan di daerah perdesaan naik sebanyak 119,1 ribu jiwa yaitu dari 2,61 juta pada September 2019 menjadi 2,73 juta jiwa pada Maret 2020.

"Beberapa daerah melakukan pembubaran pada kumpulan, termasuk sterilisasi akibat pandemi COVID-19 yang menyebabkan berkurangnya aktivitas masyarakat," ujar dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Sumbangan Komoditas Makanan

Sementara itu, berdasarkan catatan BPS peranan komoditas makanan terhadap garis kemiskinan jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditi bukan makanan.

"Sumbangan makanan terhadap garis Kemiskinan pada Maret 2020 tercatat sebesar 74,97 persen, sedikit meningkat dibandingkan dengan kondisi September 2019 yaitu sebesar 74,91 persen," ujar dia.

Berdasarkan komoditas makanan, secara persentase yang memberikan kontribusi cukup besar pada garis kemiskinan di perdesaan maupun perkotaan yaitu beras, rokok kretek filter, telur ayam ras, gula pasir, daging ayam ras, tempe, tahu, mie instan, kopi, dan bawang merah.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya