Mendikbud Minta Mahasiswa Jadi Penggerak Perubahan untuk Bantu Masyarakat

Mendikbud Nadiem Anwar Makarim meminta mahasiswa untuk mengubah pola pikir saat situasi pandemi COVID-19 menjadi kesempatan berkontribusi terutama di dunia pendidikan.

oleh Agustina MelaniLiputan6.com diperbarui 04 Agu 2020, 18:24 WIB
Diterbitkan 04 Agu 2020, 18:23 WIB
4 Pokok Kebijakan 'Merdeka Belajar', Ini Penjelasan Mendikbud
Nadiem Makarim (Sumber: Kemdikbud.go.id)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim meminta mahasiswa dapat mengubah pola pikir untuk menjadi agen penggerak perubahan.

Nadiem Makarim mengatakan, pandemi COVID-19 menjadi sumber penajaman tidak hanya mahasiswa tetapi juga sistem pendidikan. Kekuatan penajaman bukan hanya dari kognitif tetapi juga kekuatan mental, resiliensi dan kreativitas.

"Tidak ada perubahan dan inovasi tanpa ambil risiko. Kemajuan itu namanya mencoba hal baru. Ada ketidaknyaman, keluar dari zona nyaman, beberapa ada yang berhasil dan ada yang tidak. Kita belum cukup melakukan eksplorasi," ujar dia, dalam Webinar Nasional bertema "Recovery Pembangunan Nasional Pasca Pandemi melalui Konsep Pentahelix" yang diselenggarakan oleh Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Selasa (4/8/2020).

"Mengubah mindset saya bisa menjadi penggerak perubahan. Apa yang saya bisa kerjakan dengan teman-teman, kesempatan bantu rakyat Indonesia, mahasiswa sebagai pejuang, penggerak, diambil kesempatan bagi mahasiswa untuk turun kerjakan proyek sosial di desa, mengajar, bantu UMKM go digital, membuat bisnis baru untuk lapangan pekerjaan dipandu oleh dosen-dosen," ia menambahkan.

Ia meminta situasi pandemi COVID-19 menjadi kesempatan mahasiswa berkontribusi terutama di dunia pendidikan. Hal ini mengingat sistem pendidikan belum ideal sehingga berdampak terhadap pendidikan anak di berbagai daerah sebelum pandemi.

"Ada pandemi gap punya dan tidak punya semakin melebar. Di sini mahasiswa membantu anak daerah dan kota untuk atasi ketertinggalan, pemerintah juga akan luncurkan berbagai program untuk fasilitasi mahasiswa turun ke sekolah dalam berbagai macam aktivitas. Mahasiswa yang punya motivasi, energi untuk melakukan berbagai macam bantuan dibutuhkan anak sekolah, program masif tapi bukan satu-satunya," kata dia.

Ia mengharapkan mahasiswa juga membantu bisnis kecil dan mikro di daerah untuk menuju era industri 4.0 dalam situasi saat ini. Oleh karena itu, diharapkan nanti mahasiswa bukan hanya mendapatkan pekerjaan tetapi juga menciptakan lapangan kerja.

"Ciptakan bisnis baru, start up baru, yayasan non profit baru, apa pun itu ciptakan inisiatif program, ini menjadi salah satu area dari kampus merdeka 2021. Kemendikbud akan mendorong dari program dan anggaran insiatif mendorong kampus merdeka dengan tingkat apapun bisa melaksanakan project base dan individu di luar kampus," ujar dia.

Nadiem Makarim menuturkan, tak hanya mahasiswa saja yang didorong untuk turun ke lapangan mendapatkan pengalaman untuk membantu masyarakat, tetapi juga dosen mencari pengalaman di luar kampus.

"Dosen juga cari pengalaman di luar kampus, universitas lain, dan industri, organisasi, bukan hanya mahasiswa. Selain itu juga mendatangkan guest lecture," kata dia.

Nadiem mengatakan, program studi juga menjalin kemitraan dengan industri, universitas luar. "Kami inginkan riset dan publikasi yang dilakukan ada terapannya di luar nyata. Dari sisi kebijakan pemerintah, inovasi produk, inovasi dan riset, publikasi kita ada makna terapannya itu yang kita inginkan," ujar dia.

Selain itu, Nadiem menuturkan, universitas juga seharusnya memiliki spesialisasi dan keunggulan tersendiri sehingga dapat fokus.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Komitmen Unesa

(Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Universitas Negeri Surabaya (Foto:Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Mengutip Antara, Rektor Unesa Prof Nurhasan mengutarakan komitmen Unesa untuk mendukung penuh program Kampus Merdeka. Ia melihat Kampus Merdeka bisa menjadi momentum peran akademisi dalam pembangunan nasional pasca pandemi.

"Pada prosesnya, konsep merdeka belajar ini akan memberikan pengaruh pada ekosistem pentahelix, yakni suatu sinergi yang menghubungkan perguruan tinggi dengan kebutuhan industri, dunia usaha, masyarakat dan pemerintah," ujar dia.

Bukan hanya mahasiswa, peran pilar akademisi juga harus didukung oleh instansi atau universitas, dosen dan praktisi pendidikan. Bahkan dalam waktu dekat, Unesa akan meresmikan Laboratorium Merdeka Belajar sebagai bentuk dukungan Unesa dalam program Kampus Merdeka.

"Kami siap membantu Pak Menteri dalam mewujudkan ide-ide dan inovasi-inovasinya untuk pendidikan Indonesia yang lebih baik di masa depan," ujar dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya