Liputan6.com, Jakarta - Surabaya, Jawa Timur menjadi tuan rumah perayaan Hari Habitat Sedunia 2020. Pada 2020, tema perayaan Hari Habitat Dunia mengambil tema “Housing for All: A Better Urban Future”.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (Risma) menuturkan, pada perayaan Hari Habitat Sedunia 2020 juga akan mendiskusikan penanganan pandemi COVID-19 di kawasan kumuh. Sejumlah panelis akan menyampaikan sejumlah pengalaman sehingga dapat dipelajari.
"Nanti ada pengalaman-pengalaman sukses dari beberapa panelis yang disampaikan pada besok sehingga kita bisa belajar. Semua bisa belajar dari masukan para panelis dan strateginya,” ujar Risma dalam konferensi pers, Senin (5/10/2020).
Advertisement
Selain itu, juga akan dibahas isu tentang rumah untuk semua. Risma menuturkan, ada pergeseran awal rencana karena pandemi mengingat sejumlah lockdown yang diberlakukan.
"Bagaimana kalau dia homeless, lockdown tinggal di rumah, tidak punya rumah seperti itu. Kita bicarakan bersama terutama untuk informal housing, perumahan-perumahan yang tidak layak atau kumuh, itu akan dibahas. Real estate, besok saya hantarkan adalah dengan kondisi pandemi di seluruh dunia, kemampuan daya beli,pertambahan penduduk pastinya pemenuhan kebutuhan rumah jadi masalah di era pandemi,” kata dia.
Ia menambahkan, di sisi lain, kondisi ekonomi menurun karena banyak pemutusan hubungan kerja (PHK). Hal ini juga pengaruhi kapasitas keuangan untuk membeli dan memperbaiki rumah.
Risma menuturkan, pihaknya juga akan membahas mengenai perbaikan dan pemberdayaan kampung. Sebelumnya kawasan kumuh di Surabaya diubah sehingga dapat menjadi tempat tinggal yang nyaman dengan sanitasi bagus dan dapat akses ekonomi.
Risma menuturkan, keberadaan kampung tersebut juga membantu penanganan COVID-19. Apalagi pihaknya juga membentuk kampung tangguh sehingga dapat memutus mata rantai penyebaran COVID-19.
Selain membahas permukiman dalam penanganan COVID-19, Risma menuturkan, dalam diskusi perayaan Hari Habitat Sedunia juga membahas penambahan penduduk dan kapasitas perumahan.
"Kalau lihat data 50 persen di perkotaan punya masalah perumahan. Itu yang kita bicarakan pada World Habitat Day. Salah satunya ketersediaan. Bagaimana para generasi milenial akses perumahan. Karena sebetulnya ada teori, jadi kalau pendapatan sedikit, kalau cari (rumah-red) di kota sehingga hemat biaya transportasi. Kenyataan tak seperti itu. Karena kemampuan daya beli masih rendah berada di luar, biaya hidup itu hampir 50 persen untuk transportasi,sebetulnya bagaimana bisa menabung menambah biaya kesehatan, hari tua, dan sebagainya. Itu yang harus dipikirkan dan dibahas dalam seminar," ujar dia.
Risma juga bangga Surabaya dapat terpilih jadi tuan rumah perayaan Hari Habitat Sedunia. Dengan ada acara tersebut, Risma mengharapkan warga Surabaya mendapatkan akses ekonomi, pelajaran yang menambah wawasan internasional, dan Surabaya dapat dikenal di seluruh dunia.
Terkait anggaran penyelenggaraan acara tersebut, Risma mengatakan, anggaran telah disiapkan tahun lalu. Bahkan pihaknya mengurangi anggaran untuk perayaan Hari Habitat Sedunia tersebut.
"Kita rancang tahun lalu, kita malah mengurangi, semua sudah kita siapkan," ujar dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Surabaya Jadi Tuan Rumah Hari Habitat Dunia 2020
Sebelumnya, Kota Surabaya akan menjadi panggung Peringatan Global Hari Habitat Dunia atau World Habitat Day pada 5 Oktober 2020, bekerja sama dengan UN-Habitat, sebuah badan PBB yang bergerak di bidang permukiman dan pembangunan kota yang berkelanjutan.
Acara tersebut dikukuhkan dengan nota kesepahaman yang ditandatangani secara terpisah di Jakarta dan Kuala Lumpur, Selasa, oleh Menteri PUPR Basoeki Hadimuljono dan Direktur Eksekutif UN-Habitat Maimunah Mohd Sharif.
“Kita patut berbangga bahwa banyak kepala daerah yang mendapatkan pengakuan internasional atas inovasi dan keberpihakan mereka dalam bidang pembangunan perkotaan berkelanjutan, seperti Ibu (Wali Kota Surabaya) Risma,” ujar Deputi Wakil Tetap RI untuk UN-Habitat Jedut Sutoyo dalam keterangan tertulis KBRI Nairobi, dilansir dari Antara.
Berbagai kota besar di dunia, seperti New York, Brussels, Dubai, dan Jakarta pernah menjadi tuan rumah kegiatan tersebut. Terpilihnya Surabaya sebagai tuan rumah ajang itu tidak terlepas dari prestasi wali kotanya di bidang perkotaan dan permukiman.
Pada peringatan Hari Habitat Dunia 2018, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini dianugerahi penghargaan Scroll of Honour dari UN-Habitat di markas PBB di Nairobi, Kenya, atas kebijakan tata kota Surabaya yang inklusif hingga tidak ada penduduk berpendapatan rendah yang merasa tertinggal.
Beberapa pencapaian Risma lainnya yang mendapatkan pengakuan dari UN-Habitat adalah kebijakannya dalam manajemen limbah padat dan keberhasilan dalam mendorong masyarakat untuk mengurangi dan mendaur ulang limbah rumah tangga.
Karena pandemi global COVID-19, untuk pertama kalinya peringatan Hari Habitat Dunia 2020 akan diselenggarakan secara daring.
Keterangan itu menyebutkan penganugerahan Scroll of Honour tahun ini tetap direncanakan di Surabaya dengan mengundang para pemenang dari mancanegara, namun dilaksanakan secara sangat terbatas dan dengan memperhatikan protokol kesehatan yang ketat.
World Habitat Day diperingati pada Senin pertama Oktober setiap tahunnya. Peringatan tersebut dimulai pada 1986, atas kesepakatan Resolusi Majelis Umum PBB No. 40/202, dan bertujuan meningkatkan kesadaran internasional mengenai pentingnya implementasi inisiatif-inisiatif konkret untuk memastikan perumahan yang terjangkau dan mencukupi dalam konteks implementasi Target Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals).
Advertisement