Liputan6.com, Surabaya - Puluhan warga baik perempuan maupun laki-laki, tua, muda, kecil hingga balita nampak sumringah dan bersemangat menyambut kedatangan seseorang di kawasan Jalan Kedungsari, Surabaya, Jawa Timur.
Setelah menunggu kurang lebih setengah jam atau lebih tepatnya sekitar pukul 11.00 WIB, datang seorang pemuda menggunakan sepeda motor sambil membawa dirigen berwarna merah yang kurang lebih berukuran 10 liter dan berisi air.
Semenit kemudian, datang sepeda motor beroda tiga yang di dalamnya membawa menu makanan seperti nasi putih, tempe, telur dadar, sayur lodeh berisi usus ayam, kerupuk serta air minum kemasan.
Advertisement
Baca Juga
Melihat yang dinanti itu datang, puluhan orang yang berperawakan dan berlogat Tionghoa, Jawa, Madura, hingga warga umat Hindu Bali, bergegas membuat barisan, antre untuk mendapatkan makanan gratis dari Setiono (54) dan sang istri, Maria Ulfa, warga Kampung Malang Kota Surabaya atau pemilik warung makan gratis untuk semua orang.
Yono, panggilan akrab Setiono menuturkan, ide awal mendirikan warung makan gratis untuk semua orang ini adalah hanya untuk berbagi kepada sesama manusia. Dengan bermodal kemampuan dan keterbatasan yang ada, dia bersama sangat istri hanya berniat ingin menyenangkan orang.
"Karena saya ini juga pedagang makanan di kantin Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (Stesia) Surabaya, maka saya dan istri mengambil inisiatif makan gratis ini dandisesuaikan dengan kemampuan serta keterbatasan, hingga akhirnya jadilah menu makanan rumahan ini," ujar dia kepada Liputan6.com, ditulis Selasa (3/11/2020).
Berikut rangkuman kisah Yono membagikan makan gratis bagi warga di Surabaya yang dibingkai dalam potret-potret berikut:
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Yono Sudah Dua Bulan Buka Warung Makan Gratis
Yono mengatakan, sudah dua bulan ini dia bersama istri dan anak-anaknya membuka warung makan gratis untuk semua orang ini.
Dia juga berbagi pekerjaan dengan anak-anak yang lainnya untuk mengurus pekerjaan di kantin dan warung makan gratis ini.
"Jadi yang di kantin Stesia dikerjakan oleh anak-anak karena anak saya banyak. Saya, ibu dan anak saya yang lainnya mengurusi warung ini. Jadi dibagi dua, ada yang mengurusi kantin dan mengurusi warung ini. Kalau kantinnya tidak jalan maka jadi sulit, tidak bisa berbagi makanan gratis di warung ini," ujar Yono.
Advertisement
Awal Buka Warung Makan Gratis Sediakan 50 Porsi Kemudian Bertambah
Yono menceritakan, awal membuka warung makan gratis ini dirinya hanya menyediakan 50 porsi makanan gratis untuk semua orang. Kemudian, lanjutnya, menyiapkan 100 porsi makanan gratis.
 "100 porsi makanan itu sudah kemampuan saya, kalau lebih dari itu saya tidak mampu lagi dananya," ucapnya.
Kisah Yono Jadi Viral
Yono mengatakan, selanjutnya ada yang meliputi usaha warung makan gratis ini sehingga beritanya viral dan banyak orang yang ingin membantu usaha ini.
"Setelah banyak bantuan sembako yang datang maka saya tambah jumlah porsinya menjadi 150. Kalau di rupiahkan, 150 porsi makanan itu kurang lebih senilai 600 sampai 700 ribu rupiah per hari," tutur dia.
Advertisement
Menu Makanan Disajikan Berbeda-beda
Yono yang juga aktif sebagai guru ngaji di kampungnya itu menjelaskan, warung makan gratis untuk semua orang ini bukanya setiap pukul 11.00 WIB hingga 12.30 WIB, setiap Senin sampai Jumat (Buka setelah salat Jumat).
Sedangkan Sabtu dan Minggu serta tanggal merah, warung ini libur. Menu yang disajikan juga berbeda setiap harinya.
"Saya berharap berbagi makanan gratis ini bisa berjalan selamanya walupun pandemi COVID-19 sudah berlalu, usahakan makan gratis ini harus tetap berjalan," ucap Yono.
Antrean Warga
Melihat yang dinanti itu datang, puluhan orang yang berperawakan dan berlogat Tionghoa, Jawa, Madura, hingga warga umat Hindu Bali, bergegas membuat barisan, antre untuk mendapatkan makanan gratis dari Yono.
Advertisement
Dapat Sambutan Hangat dari Warga
Sementara itu, Desi Sagita Purnomo, warga Bali beragama Hindu yang kini kerja dan tinggal di kos di Wonorejo, Kota Surabaya ini mengaku setiap siang hari selalu menyempatkan waktu untuk makan di warung makan gratis untuk semua orang.
"Saya ini hanya seorang janda miskin yang tinggal sebatangkara di Surabaya, gaji kerja saya juga dipotong karena pandemi COVID-19, makanya setiap istirahat siang saya memilih makan di warung ini," ucapnya.