Liputan6.com, Jakarta - Pertumbuhan ekonomi Jawa Timur alami kontraksi atau tumbuh negatif 3,75 persen pada kuartal III 2020 dibandingkan kuartal III 2019. Angka kontraksi pertumbuhan ekonomi itu lebih tinggi dari nasional yang tercatat minus 3,49 persen pada kuartal III 2020.
Kepala BPS Jawa TimurDadang Hardiwan menuturkan, dari sisi produksi pertumbuhan tertinggi terjadi pada lapangan usaha informasi dan komunikasi sebesar 9,53 persen karena pengaruh kenaikan trafik penggunaan paket data akibat peningkatan aktivitas WFH (Work From Home) dan SFH (School From Home) Lapangan usaha yang juga mengalami pertumbuhan adalah jasa kesehatan dan kegiatan sosial yang tumbuh sebesar 8,55 persen.
Advertisement
Baca Juga
Kemudian lapangan usaha pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah, dan daur ulang sebesar 5,36 persen. Sementara itu, dibandingkan kuartal II 2020 atau pada awal terjadinya pandemi COVID-19 kinerja perekonomian Jawa Timur pada kuartal III 2020 tercatat mengalami pertumbuhan 5,89 persen.
Tumbuhnya ekonomi 5,89 persen di sepanjang Juli-September 2020, kata Dadang, menunjukkan geliat ekonomi Jatim mulai bergerak naik.
"Diharapkan kondisi ini dapat berlangsung sampai kuartal terakhir 2020," kata Dadang, seperti dikutip dari Antara, ditulis Jumat, (6/11/2020).
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur
Sebab, kata dia, di luar kondisi pandemi memang tren pertumbuhan ekonomi di kuartal III selalu lebih baik dan lebih cepat dibandingkan kuartal-kuartal sebelumnya.
“Melihat laju pertumbuhan ekonomi Jatim di setiap kuartal III, pertumbuhan tertinggi ada di 2020 yakni 5,89 persen, sedangkan pada 2016 dan 2017 tumbuh 5,64 persen,” tutur dia.
Advertisement