Liputan6.com, Jakarta - Kenaikan kasus COVID-19 terjadi di Jawa Timur dalam dua minggu ini berdampak terhadap tingkat keterisian tempat tidur di rumah sakit. Dua daerah di Jawa Timur menjadi perhatian Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 Jawa Timur.
Berdasarkan data Satgas COVID-19 Pusat, Jawa Timur termasuk lima provinsi yang mencatat kenaikan kasus tertinggi pada 29 November 2020. Kenaikan kasus COVID-19 mencapai 412 dari 2.392 menjadi 2.804 di Jawa Timur.
"Memang selama dua minggu terakhir ini kenaikan pasien positif COVID-19 cukup signifikan, meskipun memang apabila dibandingkan dengan provinsi besar lain di Jawa, Jawa Timur termasuk yang kenaikannya lebih rendah,” ujar Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Jawa Timur, dr Makhyan Jibril Al Farabsi, saat dihubungi Liputan6.com, ditulis Rabu (2/12/2020).
Advertisement
Baca Juga
Ia menuturkan, kenaikan kasus ini juga berdampak pada BOR RS dengan rincian BOR ruang isolasi saat ini 65 persen dan ICU 59 persen. “Setelah kita perdalam lebih lanjut, tidak semua daerah di Jawa Timur yang BOR-nya naik signifikan secara merata,” kata dia.
Jibril mengatakan, saat ini yang menjadi perhatian adalah di Malang Raya dan Jember. Di Malang Raya, ada enam rumah sakit yang BOR mencapai 100 persen. Sedangkan di Jember, tambahan kasus COVID-19 tertinggi. Per 30 November 2020, total kasus aktif COVID-19 di Jember mencapai 534 orang.
"Oleh karena itu, Tim Gugus Tugas COVID-19 bersama dengan ibu gubernur dan BNPB telah berdiskusi untuk mendirikan RS Darurat Lapangan di Malang Raya. Hal ini dilakukan karena kami belajar dari kesuksesan RS Darurat Lapangan Indrapura yang waktu itu berhasil merelaksasi beban RS yang overload. Di mana perawatan di sana juga sangat efektif, sehingga nol kematian,” kata dia.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Pendirian RS Darurat di Malang Raya dan Konversi RS di Jember
Jibril mengatakan, RS Darurat di Malang Raya akan dibangun di Politeknik Kesehatan (Poltekkes) Kementerian Kesehatan Malang. Diperkirakan persiapan RS Darurat 3-4 minggu. Hal ini mengingat bangunan dan beberapa infrastruktur sudah siap.
"Dulu sebenarnya kami sudah bersurat ke Kemenkes dan sudah menyiapkan RS tersebut untuk RS Darurat, tetapi melihat tren penurunan kasus di Malang, sementara dulu sempat di-hold. Melihat kenaikan kasus di Malang Raya, akhirnya diputuskan untuk melanjutkan RS Darurat itu,” ujar dia.
Sedangkan di Jember masih tahap diskusi mengenasi persiapan RS khusus COVID-19 dengan mempertimbangkan untuk mengubah RS yang sudah ada supaya bisa fokus merawat COVID-19.
Jibril menuturkan, saat ini yang dipertimbangkan di Jember dengan konversi rumah sakit yang ada dan pasiennya masih belum ramai. “Namun untuk rumah sakit mana yang akan dipakai masih dalam tahap pembahasan,” ujar dia.
Advertisement