3.627 Siswa SMP di Surabaya Ikuti Tes Usap Massal, 36 Positif COVID-19

Pemerintah Kota Surabaya menggelar tes usap COVID-19 massal kepada pelajar kelas 3 SMP negeri dan swasta se-Surabaya pada 25-26 November 2020.

oleh Agustina Melani diperbarui 02 Des 2020, 13:39 WIB
Diterbitkan 02 Des 2020, 13:39 WIB
(Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Simulasi belajar di sekolah di Surabaya, Jawa Timur pada Senin, 3 Agustus 2020. (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Kota Surabaya menyatakan ada 36 siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang dinyatakan positif COVID-19 dari hasil tes usap massal menjelang uji coba sekolah tatap muka.

"36 (positif COVID-19, red) dari 3.627 siswa SMP yang hadir tes usap COVID-19. Jumlah di tes sekitar 4.800, tetapi hadir 2.627 karena ada yang sudah melaksanakan tes mandiri dan ada orangtua belum berkenan sekolah tatap muka,” ujar Kepala Bagian Humas Pemkot Surabaya Febriadhitya Prajatara, saat dihubungi Liputan6.com, Rabu, (2/12/2020).

Pemerintah Kota Surabaya menggelar tes usap COVID-19 massal kepada pelajar kelas 3 SMP negeri dan swasta se-Surabaya pada 25-26 November 2020. Tes usap COVID-19 itu dilaksanakan di 17 SMP.

Ia menuturkan, ketika keluar hasil tes usap COVID-19 tersebut memang ada wali murid yang terkejut. Oleh karena itu, tim tracing COVID-19 Pemkot Surabaya pun memberikan penjelasan sehingga wali murid dapat memahami kondisi penanganan COVID-19.

"Ada salah satu wali murid yang (bertanya-red) kok bisa COVID-19. Tim tracing bisa berikan penjelasan. Bisa memahami. COVID-19 itu bukan aib. Seandainya kita tahu kondisi itu jauh lebih baik, karena treatment bisa dilakukan,” ujar Febri panggilan akrab Febriadhitya.

Febri menambahkan, rata-rata siswa itu tidak bergejala. Oleh karena itu, berisiko jika ada orangtua, kakek, nenek dari siswa tersebut yang komorbid atau memiliki penyerta dan tertular COVID-19. "Rata-rata OTG. Orangtua, kakek, nenek, jauh lebih berbahaya kalau sudah tertular,” tutur dia.

Ia mengatakan, pihaknya juga menggelar tracing kepada keluarga terutama kontak erat seiring konfirmasi positif COVID-19 dari 36 siswa tersebut. Kemudian melakukan assement kepada siswa tersebut apakah bisa menerapkan isolasi mandiri di rumah.

"Kalau assessment masih bisa di rumah bisa pasien isolasi mandiri di rumah, Tapi kalau tempat tinggal tidak penuhi dibawa ke asrama haji,” kata dia.

 

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

4.760 Siswa dari 17 SMP se-Surabaya Jalani Tes Usap COVID-19

(Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Simulasi belajar di sekolah di Surabaya, Jawa Timur pada Senin, 3 Agustus 2020. (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Sebelumnya, Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Pemkot Surabaya, Febriadhitya Prajatara membenarkan ada kegiatan tes swab atau tes usap COVID-19 bagi siswa-siswi SMP negeri maupun swasta se-Kota Surabaya. 

"Iya benar, kegiatan tes swab digelar selama dua hari, mulai hari ini hingga besok, Kamis 26 November," ujar Febri kepada Liputan6.com melalui telepon seluler, Rabu 25 November 2020. 

Febri mengatakan, dari data awal ada sebanyak 18 sekolah SMP negeri dan swasta dengan total siswa yang mengikuti tes usap COVID-19 sebanyak 5.038.

"Namun SMP Kristen Petra satu dengan 278 siswa tidak jadi ikut tes swab. Sehingga total SMP yang ikut menjadi 17 sekolah dan total siswa sebanyak 4.760," ucap Febri. 

Febri menuturkan, kegiatan tes swab atau tes usap COVID-19 ini dilakukan secara serentak. Tes usap COVID-19  dilakukan di sekolah masing-masing. Sementara tenaga kesehatan berasal dari petugas puskesmas yang berada di masing-masing kecamatan tersebut. 

"Swab dilaksanakan bergantian agar tidak terjadi kerumunan di sekolah. Baik sebelum maupun sesudah swab," ujarnya. 

Febri  mengungkapkan, siswa yang mengikuti tes usap COVID-19 hanya yang duduk di bangku kelas IX SMP. Mereka dianggap sudah cukup mengerti untuk mematuhi protokol kesehatan. 

Sementara siswa kelas lainnya, lanjut Febri, akan dipertimbangkan jika siswa kelas IX sudah menjalankan pembelajaran tatap muka dengan baik.

"Jika  nanti hasil swabnya bagus dan kasus COVID-19 di Surabaya landai, pembelajaran tatap muka bisa diselenggarakan. Kapan diselenggarakan, kami belum tahu," ucapnya. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya