Kisah Tujuh Kepala Daerah di Jatim Lawan COVID-19, Tiga Meninggal Dunia

Dari tujuh orang itu, tiga di antaranya meninggal dunia, tiga orang telah sembuh dan satu orang masih dalam masa perawatan karena terpapar COVID-19.

oleh Liputan6.com diperbarui 12 Des 2020, 07:41 WIB
Diterbitkan 11 Des 2020, 22:45 WIB
Ilustrasi corona covid-19 (Foto: Pixabay/fernando zhiminaicela))
Ilustrasi corona covid-19 (Foto: Pixabay/fernando zhiminaicela)

Liputan6.com, Jakarta - Virus corona COVID-19 hingga saat ini masih menjadi pandemi global. Hingga kini, obatnya pun belum ditemukan, meskipun sejumlah vaksin sudah mulai dikenalkan ke publik.

COVID-19 menyerang siapa saja. Khususnya bagi mereka yang tak menaati protokol kesehatan, seperti memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan.

Ada tujuh kepala daerah di Provinsi Jawa Timur yang terpapar COVID-19. Data yang dihimpun Liputan6.com menyebut, tiga di antaranya meninggal dunia, tiga orang telah sembuh dan satu orang masih dalam masa perawatan.

Kepala daerah pertama yang positif terpapar adalah Plt Bupati Sidoarjo, Nur Achmad Syaifuddin, kemudian Bupati Situbondo Dadang Wigiarto.

Berikutnya, Wakil Walikota Probolinggo Mochammad Soufis Subri, Bupati Jombang Mundjidah Wahab, Walikota Malang Sutiaji, Bupati Probolinggo Tantriana Sari, dan Thoriqul Haq.

Berikut kisah tujuh kepala daerah di Jatim yang pernah berjuang melawan virus corona COVID-19

Saksikan Video Menarik Berikut Ini

Bupati Sidoarjo

(Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Plt Bupati Sidoarjo sekaligus Ketua Gugus Tugas Covid-19 Nur Ahmad Syaifuddin (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Plt Bupati Sidoarjo Nur Ahmad Syaifudin alias Cak Nur dikabarkan meninggal dunia pada Sabtu, 22 Agustus 2020. Informasi tersebut beredar melalui pesan berantai di media sosial.

Pesan berantai tersebut bertuliskan, sekitar pukul 15.00 WIB. Innalillahi wa inna ilaihi roji'un, sampun tilar dunyo dumateng Gusti Allah SWT., Wakil Bupati Sidoarjo H. Nur Ahmad Syaifuddin, mugi beliau khusnul khotimah. Aamin.

Konfirmasi mengenai kabar duka tersebut oleh Kepala Dinas Kesehatan Sidoarjo, Syaf Satriawarman yang membenarkan informasi itu melalui pesan singkat, Sabtu, 22 Agustus 2020.

Syaf menyampaikan status Plt Bupati Sidoarjo Nur Ahmad Syaifudin positif COVID-19 baru diketahui menjelang meninggal dunia.

Ia juga menceritakan, almarhum Plt Bupati Sidoarjo Nur Ahmad Syaifuddin sekitar 10 hari sebelumnya sudah sakit, ia diduga terpapar COVID-19.

Syaf juga mengatakan, pihaknya hendak melakukan tes usap atau tes swab, tetapi almarhum tidak berkenan karena tidak merasakan ada gejala.

"Baru tadi setelah ditelepon oleh ajudan kondisinya sudah tak mau makan. Kondisinya semakin lemah. Kemudian hasil swabnya hari ini positif. Sebelumnya tidak ada gejala, tapi akhir-akhir ini sudah ada sesak, batuk, dan demam,” ujar Syaf, Sabtu, 22 Agustus 2020.

Bupati Situbondo

Bupati Situbondo Dadang Wigiarto meninggal dunia setelah tiga hari berjuang melawan COVID-19. Dadang tutup usia pada Kamis sore, 26 November 2020 setelah dirawat selama tiga hari.

Dadang dinyatakan positif COVID-19 pada Selasa, 24 November 2020 dan dirawat di RSUD dr. Abdoer Rahem Situbondo. Demikian mengutip Antara, ditulis Jumat, 27 November 2020.

Sebelumnya, Sekretaris Daerah (Sekda) Pemerintah Kabupaten Situbondo Syaifullah membenarkan Bupati Situbondo Dadang Wigiarto positif terpapar COVID-19.

Ia menuturkan, Bupati Situbondo Dadang Wigiarto dinyatakan terpapar COVID-19 sejak 24 November 2020. Kondisi Dadang juga sempat stabil.

 

Wakil Walikota Probolinggo

Ilustrasi Covid-19, virus corona
Ilustrasi Covid-19, virus corona. Kredit: Gerd Altmann via Pixabay

Wawali Subri pertama kali merasakan keluhan demam dan nafsu makan menurun pada 11 November 2020 sepulang dari perjalanan dinas di Bandung. Kemudian 14 November mulai mengalami batuk, pada 15 November 2020, badannya panas.

Ia berinisiatif sendiri setelah berkonsultasi dengan Plt Direktur RSUD dr. Mohamad Saleh untuk datang ke RSUD dan menjalani serangkaian pemeriksaan. Pada 18 November hasil thorax clear dan normal.

Mengutip Antara, Soufis Subri sempat beraktivitas di Pelabuhan Perikanan Pantai Mayangan menerima kunjungan DPR RI pada Rabu, 18 November 2020. Kemudian ia ikuti rapat paripurna DPRD dan kondisinya sudah kurang sehat. Akan tetapi, ia tetap berusaha menjalankan tugas.

Kemudian pada 20 November 2020, wawali mengeluhkan demam yang tak kunjung turun. Tindakan pemeriksaan pun dilakukan dengan swab antigen yang hasilnya positif COVID-19. Saat foto thorax ulang hasilnya pneumonia bilateral kemudian dirawat di RSUD dr Mohamad Saleh.

Dua hari kemudian, pada 22 November 2020, Wawali Subri mengeluh sesak nafas setelah makan siang. Karena kondisinya, maka wawali dirujuk ke RSUD Dr. Soetomo Surabaya. Saat tiba di sana kondisi tarik nafasnya tinggi dengan saturasi oksigen cukup tinggi.

Aman Suryaman mengungkapkan, berdasarkan penjelasan tim medis RSUD Dr. Soetomo beberapa waktu lalu, perjalanan infeksi yang dialami Wawali Subri begitu cepat.

"Semua terapi sudah diberikan selama menjalani perawatan di sana, pemasangan ventilator hingga ECMO (Extracorporeal Membrane Oxygenation) sesuai persetujuan keluarga,” ujar dia.

Rabu pagi, 9 Desember 2020 Wakil Walikota Probolinggo Ir H. Mochammad Soufis Subri tutup usia karena COVID-19.

Pengumuman tersebut disampaikan lewat akun media sosial Facebook Pemerintah Kota Probolinggo pada Rabu (9/12/2020). Dalam pengumuman tersebut tertulis Pemerintah Kota Probolinggo mengucapkan turut berduka cita atas wafatnya Ir H.Mochamad Soufis Subri, Wakil Walikota Probolinggo.

Bupati Jombang

Bupati Jombang, Mundjidah Wahab diperbolehkan pulang pada Selasa, 8 Desember setelah hampir dua minggu menjalani perawatan akibat terpapar COVID-19 di RSUD dr. Soetomo Surabaya.

Bupati Jombang dinyatakan positif COVID-19 setelah melakukan dua kali tes swab pada Jumat, 13 November 2020. Ia juga menjalani perawatan di RSUD dr. Soetomo Surabaya sejak Senin, 23 November 2020.

Kabar baik mengenai kesembuhan Bupati Jombang dikabarkan oleh Mujthahidur Ridho atau Gus Edo yang merupakan salah satu menantunya melalui video singkat berdurasi 53 detik.

Gus Edo menyampaikan informasi mengenai kondisi ibunya dalam video yang direkam dalam sebuah mobil. Gus Edo menuturkan, bupati kembali ke Jombang dengan kondisi cukup baik pada Selasa, 8 Desember 2020.

Sambil menunjukkan sejenak ibunya yang duduk di jok tengah, Bupati Mundjidah juga menyapa dengan lambaian tangan dan mengucapkan salam ‘Assalamulaikum’.

“Alhamdullilah atas doa dan dukungan panjenengan semua, ibu pagi ini bisa kembali ke Jombang,” tutur Gus Edo, seperti dikutip dari Times Indonesia.

Gus Edo menuturkan, setelah kembali ke rumah, Bupati Jombang masih harus menjalani isolasi mandiri terlebih dahulu selama beberapa hari ke depan. Ia juga meminta doa kepada masyarakat agar secepatnya, sang ibu kembali bekerja memimpin Kabupaten Jombang.

“Semoga dalam beberapa hari ke depan beliau kembali bisa bekerja dan memimpin kita kembali,” ujar dia.

Gus Edo meminta agar masyarakat Jombang terutama terus memberikan dukungan dan selalu mendoakan untuk kesembuhan dan kesehatan dari sang ibunda.

“Sudah diizinkan pulang wes pokok e manut dokter mas hehehe (sudah diizinkan pulang, pokoknya ngikut apa kata dokter). Mohon doanya terus agar beliau bisa beraktivitas seperti sedia kala dan sehat selalu,” tutur dia.

 

Wali Kota Malang

Ilustrasi Covid-19, virus corona
Ilustrasi Covid-19, virus corona. Kredit: Miroslava Chrienova via Pixabay

Wali Kota Malang Sutiaji mengumumkan ia dan keluarganya terkonfirmasi positif COVID-19 lewat akun media sosial pribadinya.

Sutiaji sempat menjalani rapid test dan hasilnya non reaktif. Ia dan keluarganya lalu menjalani tes PCR pada Senin kemarin, mereka dinyatakan positif COVID-19. "Hasil laboratorium (keluar) kemarin malam, kami dinyatakan positif," kata Sutiaji di Malang, Selasa, 1 Desember 2020.

Dalam keterangannya, ia mengakui sengaja membatasi diri tak keluar rumah dalam sepekan terakhir meski tak merasakan gejala apa pun. Ia sempat rapid test dan hasilnya non reaktif. Dari informasi yang didapat, dua anggota keluarganya hasil rapid reaktif.

Sutiaji sempat general check up ke rumah sakit guna memastikan kondisi kesehatannya. Dalam perkembangannya, ia merasa kurang enak badan. Lalu memutuskan tes PCR di RSUD Kota Malang pada Senin, 1 Desember 2020.

"Karena memang tak ada gejala, sempat saya tetap mau beraktivitas. Tapi saya putuskan dengan keluarga harus berdiam diri dan membatasi aktivitas. Hasil laboratorium, kami dinyatakan positif," jelasnya.

Pemkot Malang sendiri telah membuat surat edaran tentang dinas kantor secara bergilir untuk ASN, yaitu 50 persen masuk kantor dan 50 persen kerja di rumah selama 14 hari. Apalagi ada 15 ASN hasil rapid test menunjukkan reaktif, mereka kontak erat Walikota Malang.

"Saya imbau pada masyarakat, penting menjaga kesehatan dan imun tubuh. Kalau capek, mudah kena virus. Saya sendiri tak tahu tertular dari mana," ucap Sutiaji.

Saat ini Kondisi Sutiaji dan keluarga semakin membaik setelah perawatan akibat COVID-19. Ia bahkan sudah beraktivitas secara daring.

"Saya dan keluarga Alhamdulillah sudah sehat dan enakan. Nafasnya juga sudah baik dan ndak sesak sama sekali. Pagi tadi saya sudah daring dan kita dapat penghargaan TPKAD (Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah) Alhamdulillah kita yang terbaik," ungkap Sutiaji melalui video call Whatsapp, Kamis (10/12).

Bupati Probolinggo

Bupati Probolinggo, Puput Tantriana Sari terkonfirmasi positif COVID-19 pada Senin, 23 November 2020 setelah jalani tes usap PCR COVID-19 di Laboratorium Kesehatan Daerah Probolinggo (Labkesda) Probolinggo.

“Saya terkonfirmasi positif COVID-19 pada Senin, 23 November 2020, setelah dilakukan PCR test oleh Labkesda Probolinggo,” ujar Tantriana, seperti dilansir dari Antara, Senin (7/12/2020).

Ia menuturkan, gejala awal yang dirasakan berbeda dengan kasus COVID-19. Ia merasakan kantuk sangat luar biasa pada Sabtu, 21 November 2020 sekitar pukul 10.00 WIB, sedangkan kondisi itu tidak pernah dialaminya.

“Saya mengantuk sekali dan badan terasa lemas, pokoknya keinginan saya waktu itu hanya tidur. Untungnya waktu itu karena ada rasa yang tidak biasa dan mencurigakan, saya tidur pun tetap dalam kondisi bermasker,” kata dia.

Pada Minggu, 22 November 2020, rasa lemas dan kantuk bukannya hilang tetapi seluruh tulang dan sendiri ngilu dan linu setelah melakukan olahraga berat.

“Awalnya sempat juga dianggap efek kecapekan karena sebelumnya saya memang bepergian ke luar kota melalui jalur darat dengan bermobil,” tutur dia.

Semakin curiga dengan gejala dan kondisi kesehatannya tersebut, akhirnya Bupati Probolinggo itu memutuskan untuk membatalkan seluruh agenda kerja dan melakukan rapid swab antigen secara mandiri pada Senin, 23 November 2020.

Kecurigaannya terjawab dan hasilnya menunjukkan reaktif. Kemudian setelah dipastikan melalui tes PCR Labkesda hasilnya positif COVID-19.

"Gejalanya sangat personal, sehingga sebisa mungkin kita harus perhatian kepada diri kita sendiri dan perubahan seminim apapun yang tidak biasa kita juga harus waspada karena penularannya cepat," kata dia.

Ibarat perampok, lanjut dia, virus itu sudah berada di depan teras rumah, sehingga ketika lengah sedikit, virus corona baru (Sars-CoV-2) yang sebabkan COVID-19 akan masuk tanpa disadari. "Semoga hal itu menjadi hikmah dan kewaspadaan terhadap siapapun yang mendengar atau melihat tayangan ini, sehingga dapat menjadi hikmah dan kehati-hatian bagi kita semua," tutur dia.

Sesuai petunjuk Kepala Pelaksana Satgas Penanganan COVID-19 Kabupaten Probolinggo, Tantriana disarankan untuk menjalani karantina di rumah isolasi pada 24 November 2020 karena tidak memerlukan perawatan medis khusus.

Setelah hasil tes usap dinyatakan negatif pada Minggu, 6 Desember 2020 Bupati Probolinggo itu sudah bisa berkumpul kembali bersama keluarga, tetapi tetap harus menjalani karantina atau isolasi mandiri di rumah.

 

Bupati Lumajang

Bupati Lumajang Thoriqul Haq jalani Swab Test. ©2020 Merdeka.com
Bupati Lumajang Thoriqul Haq jalani Swab Test. ©2020 Merdeka.com

Bupati Lumajang, Thoriqul Haq, positif COVID-19. Informasi tersebut disampaikan Thoriq melalui akun Facebooknya yang diunggah pada Jumat,11 dESEMBER 2020 pukul 06.00 WIB.

Dalam video tersebut, Thoriq menyatakan terkonfirmasi positif setelah melalui tes swab yang kedua.

"Saya sudah dua kali mengadakan tes swab. Yang pertama, hari Rabu (9/12), saat itu saya dinyatakan negatif COVID-19. Lalu keesokan harinya, tepatnya tadi malam Kamis, 10 Desember 2020, saya melakukan tes swab yang kedua. Hasilnya saya dinyatakan positif," ujar Thoriq.

Thoriq tergolong Orang Tanpa Gejala (OTG) karena tidak merasakan gejala gangguan kesehatan. Oleh karena itu, untuk sementara waktu, ia menyatakan akan menjalani isolasi mandiri di rumahnya.

"Tentu saya harus patuh pada protokol kesehatan bagi mereka yang terkonfirmasi positif COVID-19. Saya juga akan melakukan isolasi, akan ada pemeriksaan awal, apakah ada gejala medis atau tidak. Alhamdulillah, saat ini saya dalam keadaan sehat dan bugar," ujar politikus PKB ini.

Meski harus menjalani isolasi mandiri, Thoriq memastikan jalannya pemerintahan di Lumajang akan tetap berjalan normal. Kendali roda pemerintahan untuk sementara akan dipegang oleh Wakil Bupati, Indah Amperawati.

"Saya juga mohon maaf kepada masyarakat yang sudah ada jadwal bertemu saya selama beberapa hari ke depan, saya tidak bisa datangi. Karena saya harus segera fokus agar saya bisa segera negatif. Penyelenggaraan pemerintahan, mulai hari ini akan dipimpin langsung oleh (Wabup) Bunda Indah agar layanan tetap berjalan dengan menaati protokol kesehatan,” papar alumnus Sastra Arab UIN Sunan Ampel Surabaya ini.

Lebih lanjut, Thoriq juga mengingatkan agar masyarakat mematuhi protokol kesehatan sebagai upaya untuk memutus mata rantai penyebaran COVID-19.

"Tentu saya mohon doa agar saya bisa dinyatakan cepat sehat. Saya juga mengingatkan kepada masyarakat, agar semua sama-sama sadar untuk memakai masker, jaga jarak dan cuci tangan. Tidak bisa tidak, itu harus kita jalankan,” pungkas mantan anggota DPR RI ini.

 

(Ihsan Risniawan-FIS UNY)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya