Mengenal Bibit Padi Unggul Karya Petani Ponorogo, Lebih Irit Pupuk

Setelah dilakukan empat kali percobaan, hasilnya yang terakhir mampu memanen padi hingga 16 ton per hektare.

oleh Liputan6.com diperbarui 05 Mar 2021, 11:05 WIB
Diterbitkan 05 Mar 2021, 11:05 WIB
Ilustrasi padi
Ilustrasi padi (iStock)

Liputan6.com, Surabaya - Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko meluncurkan varietas bibit padi unggul hasil Kreativitas Insan Petani (KIP) yang disaksikan langsung Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa di area persawahan Desa Semanding, Kecamatan Kauman, Ponorogo, Kamis petang, 4 Maret 2021.

“Mudah-mudahan hasilnya baik. Ini bisa dilihat sendiri, mulai dari daunnya membuat lebih optimistis,” ujarnya di sela peluncuran di Ponorogo.

Menurut ia, keunggulan bibit padi tersebut cukup istimewa, sebab mampu menghasilkan 16 ton gabah per hektare. Jumlah butirnya, kata Bupati Sugiri, bisa mencapai 600 butir hingga 700 butir per malai padi.

“Ini diharapkan bisa berhasil dan menjawab kegelisahan rakyat Ponorogo,” ucap mantan anggota DPRD Jatim tersebut, dilansir dari Antara.

Kang Giri, sapaan akrabnya, menjelaskan bahwa setelah dilakukan empat kali percobaan, hasilnya yang terakhir mampu memanen padi hingga 16 ton per hektare.

Ia juga menyampaikan bahwa pemupukan padi ini lebih irit karena menggunakan pupuk majemuk dan tidak berlebihan menggunakan kimia. Di samping itu, pemupukan juga didukung dengan teknologi canggih menggunakan drone.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini


Tumbuh Lebih Tinggi

Secara postur batang, varietas bibit padi KIP ini mampu tumbuh lebih tinggi hingga 156 centimeter, atau lebih tinggi dari biasanya yang hanya 80 centimeter.

Lalu, panjang malai padi juga dapat tumbuh hingga 30 centimeter dari panjang normalnya 24 centimeter hingga 25 centimeter.

Sementara itu, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa yang didampingi Sekdaprov Jatim Heru Tjahjono berharap kesejahteraan petani dapat meningkat signifikan.

Orang nomor satu di Pemprov Jatim tersebut mengapresiasi hadirnya padi jenis ini karena pupuk yang dipakai menggunakan pupuk majemuk, bukan pupuk tunggal.

“Satu hal yang semakin menjadi kebutuhan kita adalah, semakin organik maka sesungguhnya semakin sehat. Tidak sekadar sehat tapi juga produktif, dan tentu kesejahteraan petani akan semakin membaik,” tutur mantan Menteri Sosial RI tersebut.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya