Suami Istri Meninggal Dunia Tertimpa Batu di Lumajang Akibat Gempa Malang

Korban meninggal dunia pasangan suami istri itu adalah Ahmad Fadholi dan Sri Yani, warga Desa Tempurejo, Kecamatan Tempursar.

oleh Liputan6.com diperbarui 11 Apr 2021, 15:19 WIB
Diterbitkan 11 Apr 2021, 15:19 WIB
Gempa Malang
Dua warga mengamati rumah yang mengalami kerusakan akibat dampak dari Gempabumi Selatan Malang M 6,1 di Kabupaten Malang, Sabtu (10/4). (Dok BPBD Kabupaten Malang)

Liputan6.com, Jakarta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang mencatat sebanyak lima orang meninggal dunia akibat gempa dengan magnitudo 6,7, yang kemudian diperbarui menjadi magnitudo 6,1 yang berpusat di wilayah Kabupaten Malang, Sabtu, pukul 14.00 WIB.

"Setelah petugas melakukan pengecekan di lapangan memang benar ada lima korban yang meninggal dunia akibat gempa yang berpusat di Malang," kata Kepala Bidang Pencegahan Kesiapsiagaan dan Logistik BPBD Lumajang M. Wawan Hadi Siswoyo saat dikonfirmasi per telepon, Sabtu malam, 10 April 2021.

Dari lima korban yang meninggal dunia, lanjut Wawan, tiga orang meninggal karena tertimpa reruntuhan bangunan rumahnya di Kecamatan Tempursari dan Pasrujambe, kemudian dua korban tewas lainnya merupakan pasangan suami istri yang tertimpa batu besar saat berkendara di Jalur Piket Nol Lumajang, dilansir dari Antara.

Korban meninggal dunia pasangan suami istri itu adalah Ahmad Fadholi dan Sri Yani, warga Desa Tempurejo, Kecamatan Tempursari, yang tertimpa batu besar saat melewati jalur Piket Nol.

Sedangkan korban yang tertimpa reruntuhan bangunan yakni Saden, warga Dusun Tawon Songo, Desa Pasrujambe, Kecamatan Pasrujambe; kemudian Juwanto dan Nasar yang merupakan warga Desa Kaliuling, Kecamatan Tempursari.

 

Saksikan Video Menarik Berikut Ini

Kerusakan Terparah

Gempa di Malang, 1 warga Meninggal dan 251 Rumah Rusak
Tim PMI Kabupaten Malang mendata korban jiwa dan kerusakan bangunan akibat gempa bumi berkekuatan 6.1 SR di Malang pada Sabtu, 10 April 2021 (PMI Kabupaten Malang)

Hingga saat ini, petugas masih terus melakukan pencarian. "Kami masih terus melakukan pendataan jumlah rumah yang rusak di tujuh kecamatan yakni Kecamatan Tempursari, Pronojiwo, Gucialit, Pasrujambe, Senduro, Yosowilangun, dan Tekung," tuturnya.

Menurutnya, kerusakan terparah di Desa Kaliuling, Kecamatan Tempusari, sehingga dibuka posko pengungsi di wilayah tersebut untuk para korban gempa yang rumahnya rusak.

Wawan mengatakan petugas masih melakukan pendataan, sehingga belum bisa memastikan jumlah rumah yang rusak akibat guncangan gempa dengan magnitudo 6,1 tersebut.

"Saya mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Saya juga meminta warga agar menghindari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa," katanya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya