1.250 Benih Padi untuk Petani Korban Tanggul Jebol di Kediri

Total bantuan yang diberikan untuk petani tersebut mencapai 1.250 kilogram benih padi varietas inpari 32.

oleh Liputan6.com diperbarui 14 Apr 2021, 23:00 WIB
Diterbitkan 14 Apr 2021, 23:00 WIB
Petani padi yang menerapkan SRI Organik memilih benih sendiri dengan teknik kuno, “nglonggori”, yakni memilih bulir padi terbaik. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)
Petani padi yang menerapkan SRI Organik memilih benih sendiri dengan teknik kuno, “nglonggori”, yakni memilih bulir padi terbaik. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Liputan6.com, Surabaya - Pemerintah Kabupaten Kediri, Jawa Timur, memberikan bantuan berupa benih padi kepada petani yang terdampak banjir akibat tanggul jebol hingga merendam lahan tanaman padi petani, bertepatan dengan awal Ramadhan 2021.

"Bantuan ini diberikan pada petani di empat desa terdampak banjir, yakni Blimbing, Jati, Cengkok dan Kerep di Kecamatan Tarokan. Saya berharap musim tanam selanjutnya tidak ada banjir lagi, sehingga petani bisa menikmati bantuan benih ini dengan mendapatkan hasil melimpah," kata Wakil Bupati Kediri Dewi Mariya Ulfa di Kediri, Selasa, 13 April 2021.

Total bantuan yang diberikan untuk petani tersebut mencapai 1.250 kilogram benih padi varietas inpari 32. Bantuan itu diperuntukkan bagi lahan petani seluas 50 hektare yang sebelumnya terdampak banjir akibat tanggul jebol di Kecamatan Tarokan, Kabupaten Kediri, dilansir dari Antara.

Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Kediri Anang Widodo menambahkan varietas inpari 32 tersebut dipilih karena memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Hasil produksinya juga berlimpah, sehingga harapannya dapat memberikan perbaikan nilai kesejahteraan kepada petani terdampak banjir.

Pemberian bantuan juga diberikan di akhir musim hujan saat ini, karena pemerintah mempertimbangkan musim tanam yang mundur. Dengan itu, bibit bisa langsung dimanfaatkan petani untuk bertanam di ladangnya. Di musim kemarau I, bertepatan dengan Ramadhan 2021.

"Pemberian bantuan ini merupakan bentuk kepedulian pemerintah kepada petani terdampak banjir. Kenapa baru diberikan di akhir masa hujan saat ini? Karena dengan pertimbangan musim tanam mundur tahun ini," kata Anang di Kediri.

 

Saksikan Video Menarik Berikut Ini

Musim Tanam Mundur

Benih padi varietas Mentik Wangi yang baru dipetik dari hamparan di Cingebul Kecamatan Lumbir, Banyumas. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)
Benih padi varietas Mentik Wangi yang baru dipetik dari hamparan di Cingebul Kecamatan Lumbir, Banyumas. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Ia juga mengingatkan petani untuk menjaga pola tanam dengan tetap memperhatikan musim. Jika keliru untuk tanam, dikhawatirkan terjadi serangan hama, sehingga petani menjadi rugi. Produksi tanaman padi mereka kurang optimal, karena serangan hama tersebut.

"Musim tanam mundur karena banyaknya air hujan sehingga berdampak banjir. Selain itu, kalau ditanam di tengah musim pasti serangan hama juga meledak dan petani pasti rugi lagi. Di satu sisi, musim tanam April sampai September, nilai jual hasil panennya tinggi. Itulah akhirnya yang mendasari langkah pemberian bantuan ini," kata Anang.

Sungai di Kecamatan Tarokan tersebut jebol pada 2020, setelah hujan deras melanda kawasan tersebut, termasuk di area Gunung Wilis (2.563 meter di atas permukaan laut). Tingginya curah hujan membuat sungai tak mampu menampung debit air, hingga tanggul sungai di daerah tersebut jebol.

Pada tahun sebelumnya, tanggul di sekitar sungai tersebut juga jebol dan baru diperbaiki. Namun, karena derasnya air, tanggul kembali jebol dengan lebar sekitar 8 meter. Akibat kejadian ini, air meluber ke sawah, sehingga padi petani terendam banjir. Hal itu menyebabkan tanaman petani rusak teredam banjir.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya