Liputan6.com, Surabaya - Aktivis perempuan Surabaya Lia Istifhama atau Ning Lia menyoroti kritikan terhadap rencana salat Idul Fitri di Masjid Al Akbar Surabaya. Menurutnya protes terhadap salat Id di Masjid Al Akbar adalah hal yang aneh.
“Kalau sekarang ada yang memprotes Salat Idul Fitri di Masjid Al Akbar. Saat Pilkada 2020 kemana saja? Apa kabar pengerahan massa saat itu? Jangan karena punya kepentingan, jadi aneh-aneh pola pikirnya. Justru, bagaimana saat ini peningkatan spiritualitas di masa pandemi," terang Lia, Minggu (9/5/2021).
Baca Juga
Putri almarhum KH Masykur Hasyim yang akrab disapa Ning ini menegaskan spiritualitas penting di masa pandemi. Termasuk dengan memuliakan masjid sebagai bentuk memohon pertolongan pada Allah SWT agar Covid 19 sepenuhnya hilang.
Advertisement
“Spiritualitas di sini adalah kita memuliakan tempat ibadah. Umat muslim memuliakan masjid. Umat kristen memuliakan gereja, dan semua agama pada tempat ibadahnya. Di sini kita menjalankan fungsi tempat ibadah sebagai tempat berserah diri pada sang khalik, tawakkal dan memohon Covid 19 segera punah sepenuhnya di muka bumi," ujar Sekretaris MUI Jatim ini.
Dia menyayangkan sikap pihak-pihak yang memprotes pelaksanaan salat Idul Fitri. Salah satunya adalah yang menimpa Masjid Akbar Surabaya yang diprotes lantaran berniat menggelar salat Idul Fitri pada 1 Syawal 1442 H dengan menerapkan protokol kesehatan ketat.
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Hal Mulia
Pengurus Fatayat NU Jatim ini menilai Masjid Akbar Surabaya selama ini telah menunjukkan komitmen penerapan protokol kesehatan. Di sana protokol kesehatan dilaksanakan secara ketat dengan petugas yang kompeten.
"Terus masalahnya dimana? Apalagi, saya yakin jika salat Idul Fitri di sana, khotbah dan doa yang dihaturkan adalah berkaitan permohonan pertolongan dan ikhtiar menjaga kesehatan. Hal ini mulia, seperti halnya Presiden Jokowi yang melangsungkan Shalat Istisqa’ saat terjadi musibah kabut asap Riau 2019 lalu," pungkasnya.
Advertisement