Gempa Rusak Ruang Usaha Tempe Warga Jabung Blitar

Jazuli mengaku hingga kini belum belum menerima bantuan.

oleh Liputan6.com diperbarui 22 Mei 2021, 13:10 WIB
Diterbitkan 22 Mei 2021, 13:10 WIB
Kerusakan Bangunan Akibat Gempa Jatim
Kerusakan bangsal rumah sakit Ngudi Waluyo setelah gempa bermagnitudo 6,0 melanda Blitar, Jawa Timur, Sabtu (10/4/2021). Akibat gempa itu, sejumlah rumah, gedung fasilitas umum, dan tempat ibadah di sekitar delapan kecamatan di wilayah Kota dan Kabupaten Blitar dilaporkan rusak. (M. ULIN NUHA/AFP)

Liputan6.com, Blitar - Gempa yang menggoyang Kabupaten Blitar pada Jumat malam (21/5/2021) merusak sejumlah bangunan di Blitar.

Muhammad Jazuli, warga Desa Jabung, Kabupaten Blitar, mengemukakan dampak gempa membuat ruangan yang menjadi usaha membuat tempe miliknya rusak berat. Bangunan itu ambruk, sehingga tidak bisa dipakai sementara waktu. Dia mengaku hingga kini belum belum menerima bantuan.

"Tadi malam ambruknya. Saya saat kejadian sedang di rumah orangtua, sedangkan istri dan anak di rumah. Saat itu, istri memasak kedelai untuk bahan baku tempe ditinggal ke dalam rumah sebentar ada gempa tahu-tahu ambruk," katanya di Blitar, Sabtu (22/5/2021) dikutip dari Antara.

Ia menambahkan, dalam musibah itu keluarganya tidak ada yang luka. Hanya saja kedelai yang digunakan untuk bahan baku tempe tidak bisa dipakai lagi, karena sudah bercampur dengan pasir.

Selain bagian yang belakang rumah yang ambruk, di dalam rumahnya juga banyak retakan. Kondisi retakan itu disebabkan karena gempa sebelumnya, dan karena gempa yang baru terjadi pada Jumat (21/5) menyebabkan retakan bertambah lebar.

Ia kini khawatir untuk tinggal dalam rumah, karena kondisi retakan yang kini bertambah lebar. Dirinya khawatir jika rumah itu akan ambruk sewaktu-waktu. 

Untuk bangunan rumahnya yang rusak akibat gempa, kini sudah dibersihkan. Sisa material seperti batu bata, dan berbagai kayu diletakkan di belakang rumah.

112 Bangunan Rusak

Dirinya berharap bantuan dari pemerintah untuk bisa membenahi rumahnya serta mengembangkan usaha tempe yang menjadi pendapatan bagi keluarganya.

Ia mengatakan setiap hari dirinya memasak 25 kilogram kedelai untuk dibuat tempe dan kemudian dijual keliling dan di pasar.

Sementara itu, hingga kini Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Blitar mendata terdapat 112 bangunan yang rusak. Tingkat kerusakan juga beragam mulai berat, sedang hingga ringan.

"Dari hasil rekapitulasi data bangunan rusak akibat gempa bumi ada 112 bangunan rusak, terdiri dari 107 bangunan rusak ringan, empat bangunan rusak sedang dan satu rusak berat," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Blitar Achmad Cholik. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya