Waspada, 62 Desa di Sampang Berpotensi Terjadi Kekeringan saat Kemarau

Jenis kekeringan yang terjadi selama ini biasanya terbagi dua, yakni kekeringan langka dan kekeringan kritis.

oleh Liputan6.com diperbarui 27 Mei 2021, 07:03 WIB
Diterbitkan 27 Mei 2021, 07:03 WIB
[Fimela] Ilustrasi Kemarau dan Kekeringan
Ilustrasi kemarau dan kekeringan | unsplash.com/@danielcgold dan unsplash.com/@redcharlie

Liputan6.com, Sampang - Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Sampang, Jawa Timur, Asroni menyatakan sedikitnya 62 desa yang tersebar di 13 kecamatan di wilayah itu rawan kekeringan saat kemarau.

"Data desa yang rawan kekeringan ini merupakan hasil pendataan sementara yang dilakukan tim BPBD Pemkab Sampang pada musim pancaroba saat ini," kata Asroni di Sampang, dikutip dari Antara, Rabu 26 Mei 2021.

Asrori menjelaskan data jumlah desa yang rawan kekeringan dan kekurangan air bersih itu, merupakan hasil pendataan sementara petugas didasarkan pada kekeringan musin tahun lalu.

"Kemungkinan jumlahnya masih bisa berubah atau berkurang, karena petugas kami hingga ini masih melakukan klarifikasi lebih lanjut," katanya.

Sebagai antisipasi, kini pihaknya telah melakukan koordinasi dengan instansi lintas sektor, seperti dinas sosial dan Perusahaan Air Minum Daerah (PDAM) Sampang untuk mempersiapkan pasokan air bersih ke desa-desa yang dilanda kekeringan dan kekurangan air bersih.

"Kami juga mulai berkoordinasi dengan para camat, dan meminta aparat desa menyampaikan laporan tertulis tentang kondisi di desa mereka," ujar Asroni.

 

Saksikan Video Menarik Berikut Ini

Jenis Kekeringan

Ilustrasi - Sawah di musim kemarau. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)
Ilustrasi - Sawah di musim kemarau. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Asroni lebih lanjut menjelaskan jenis kekeringan yang terjadi selama ini biasanya terbagi dua, yakni kekeringan langka dan kekeringan kritis.

Kekeringan kritis terjadi karena pemenuhan air di dusun/desa mencapai 10 liter lebih per orang per hari. Jarak yang ditempuh masyarakat untuk mendapatkan ketersediaan air bersih sejauh 3 kilometer bahkan lebih.

Sementara yang dimaksud dengan kering langka, kebutuhan air di dusun/desa itu di bawah 10 liter saja per orang, per hari. Jarak tempuh dari rumah warga ke sumber mata air terdekat sekitar 0,5 kilometer hingga 3 kilometer.

Berdasarkan data BPBD Pemprov Jatim, Kabupaten Sampang memang termasuk satu dari 24 Kabupaten/kota yang rawan kekeringan, dan kabupaten ini menduduki urutan pertama dengan wilayah yang paling banyak terdampak kekeringan.

Jumlah total desa se-Jawa Timur yang terdata mengalami kekeringan pada kemarau kali ini sebanyak 556 desa tersebar di 180 kecamatan, dan dari jumlah itu sebanyak 199 desa yang berpotensi tidak memiliki air sama sekali.

Selain Kabupaten Sampang, kabupaten lain yang biasa mengalami kekeringan saat kemarau ialah Kabupaten Tuban, Ngawi, Pacitan, hingga Lamongan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya