Hari Keluarga, Ning Lia: Orangtua Harus Awasi Anak Bermedsos

Ning Lia menyatakan, internalisasi cinta sangat penting untuk ditanamkan pada anak-anak oleh orangtua dalam membangun hubungan keluarga.

oleh Liputan6.com diperbarui 28 Mei 2021, 20:38 WIB
Diterbitkan 28 Mei 2021, 20:37 WIB
Lia Istifhama. (Istimewa)
Lia Istifhama. (Istimewa)

 

Liputan6.com, Surabaya - Aktivis perempuan Jawa Timur, Lia Istifhama atau Ning Lia menyatakan, internalisasi cinta sangat penting untuk ditanamkan pada anak-anak oleh orangtua dalam membangun hubungan keluarga. Terlebih di era digitalisasi saat ini, hal tersebut merupakan penangkal degradasi sosial.

"Membangun sebuah bangsa yang hebat dimulai dari organisasi yang terkecil, yakni keluarga. Karena itu pembentukan karakter anak harus dilakukan mulai dari keluarga. Keluarga harmonis adalah pondasi dari sebuah bangsa yang hebat," tuturnya, Jumat (28/5/2021).

Ning Lia itu mengingatkan, saat ini yang harus diwaspadai orangtua dan guru adalah aktifitas media sosial yang intens dilakukan oleh anak. Menurut Lia, informasi di media sosial tidak bisa ditelan mentah-mentah, perlu filterisasi.

Ketua Perempuan Tani HKTI ini mengatakan, anak-anak menjadi sasaran empuk pembunuhan karakter akibat media sosial yang diakses melalui telepon pintar. Karena itu, orangtua harus mengawasi dan mengarahkan anak.

"Teknologi seperti dua sisi mata pisau. Kalau tidak hati-hati bisa berbuah mala petaka. Karena itu, orangtua dan guru tak boleh lengah mengawasi anak-anak yang selama pandemi semakin akrab dengan gadget," ujar Lia.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Jadi Penangkal

Ning Lia menambahkan, keluarga juga menjadi penangkal efektif dari framing negatif yang datang melalui media sosial. Jika orang tua menyadari bahwa tindakan framing negatif bisa dengan mudah dilakukan, maka pelaku dari framing tersebut tentunya memiliki potensi yang sama untuk mendapat karma framing negatif.

“Tabur tuai itu ada dalam kehidupan. Namun, kita di sini bicara skala bangsa. Jangan sampai orang tua luput menjadikan keluarga jaminan bangsa ini bisa terus damai. Hari Keluarga adalah momentum untuk menghindari sikap provokasi yang menimbulkan pertikaian satu sama lain, atau antar kelompok,” pungkasnya.

Hari Keluarga diperingati setiap 29 Mei. Dalam sejarah, Hari keluarga pertama kali dipopulerkan oleh BKKBN di Lampung pada tanggal 29 Mei 1993 masa presiden Soeharto. Tujuan dari peringatan Hari Keluarga adalah penguatan peran keluarga sebagai institusi terkecil yang membentuk sebuah bangsa.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya