Liputan6.com, Surabaya - Sumur kuno diduga peninggalan kerajaan Majapahit tidak sengaja ditemukan warga di Desa Wajak Lor, Tulungagung.
"Kami baru mendapat laporannya kemarin (27/5/2021). Kondisinya masih utuh dengan lingkungan sekitar terdapat tanaman mojo," kata Kasi Pelestarian Cagar Budaya Museum dan Purbakala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Tulungagung Winarto, Jumat (28/5/2021), dikutip dari Antara.
Hasil pemeriksaan awal, sumur kuno dengan diameter sekitar 60 sentimeter itu memiliki kedalaman 180 sentimeter. Sumur dengan ukuran lingkar tergolong kecil itu dibuat dengan enam jobong yang diyakini berusia ratusan tahun.
Advertisement
Dugaan sumur kuno didasarkan pada bahan yang digunakan untuk pembuatan sumur yang terbuat dari gerabah atau disebut jobong.
Jobong-jobong inilah yang membentuk sumur, berfungsi sebagai penyangga dinding agar tidak ambrol/runtuh.
Saat ini, jobong-jobong tersebut masih kelihatan utuh dengan ketebalan sekitar satu sentimeter, tinggi sekitar 60-70 sentimeter dan diameter 60 cm.
Di sekitar sumur banyak ditemukan pohon mojo yang buahnya berasa pahit dan rimbunan pohon pisang.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Pohon Mojo
Menurut Winarto, pohon mojo dapat dikenali dengan mudah dari buahnya yang berwarna hijau terang, mirip jeruk Bali, tapi rasanya pahit.
Pohon ini sering muncul dalam kisah-kisah awal munculnya Kerajaan Majapahit.
Penemuan sumur ini, kata Winarto, bermula saat warga membersihkan area sekitar sumur, untuk digunakan sebagai lapangan. Sumur ini tertutup semak-semak.
Rencananya, sumur ini akan dikaji dengan menggandeng BPCB (Badan Pelestarian Cagar Budaya) Trowulan, Mojokerto Jawa Timur. "Kalau bisa dipertahankan, kita akan berkoordinasi dulu dengan desa," kata Winarto.
Advertisement