Liputan6.com, Surabaya - Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Bambang Setiyo Prayitno menegaskan, informasi mengenai gempa berkekuatan 8,7 magnitudo yang diikuti tsunami 29 meter di pesisir pantai selatan Jawa Timur bersifat potensi dan bukan prediksi.
"Keterangan ini adalah potensi bukan prediksi yang pasti, sehingga kapan terjadinya tidak ada yang tahu," katanya, Minggu (6/6/2021), dikutip dari Antara.
Baca Juga
Informasi tersebut berdasarkan hasil kajian dan pemodelan para ahli. Bambang mengatakan Indonesia sebagai wilayah yang aktif dan rawan gempa bumi memiliki potensi yang dapat terjadi kapan saja dengan berbagai kekuatan magnitudo.
Advertisement
Bambang mengatakan, sampai saat ini belum ada teknologi yang dapat memprediksi gempa bumi dengan tepat dan akurat, terkait waktu maupun kekuatan gempa.
"Sehingga, BMKG tidak pernah mengeluarkan informasi prediksi gempa bumi," katanya.
Untuk itu, kata Bambang, BMKG melakukan upaya mitigasi struktural dan kultural dengan membangun bangunan aman gempa dan tsunami.
"Pemerintah daerah dengan dukungan Pemerintah Pusat dan pihak swasta menyiapkan sarana dan prasarana evakuasi yang layak dan memadai," katanya.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Tetap Tenang
BPBD memastikan sistem peringatan dini di daerah rawan telah terpelihara dengan layak dan terjaga selama 24 jam untuk meneruskan peringatan dini dari BMKG.
Pemerintah daerah dengan pusat, kata Bambang, melakukan penataan tata ruang pantai rawan agar aman dari bahaya tsunami dengan menjaga kelestarian ekosistem pantai sebagai zona sempadan untuk pertahanan terhadap gelombang tsunami dan abrasi.
Bambang mengatakan pemerintah daerah dengan pihak terkait perlu membangun kapasitas masyarakat melalui edukasi untuk melakukan respons penyelamatan diri secara tepat saat terjadi gempa bumi dan tsunami.
"Masyarakat dihimbau untuk tetap tenang dan tidak terpancing isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya," katanya.
Advertisement