Dinkes Tulungagung Targetkan 15 Orang dalam Tracing Kontak Erat Pasien Covid-19

Semakin banyak pelacakan, akan semakin banyak kasus COVID-19 ditemukan. Indikator ini juga memengaruhi pemberlakuan level PPKM.

oleh Liputan6.com diperbarui 22 Jul 2021, 11:13 WIB
Diterbitkan 22 Jul 2021, 11:13 WIB
FOTO: Puskesmas Cinere Tes PCR Warga yang Pernah Berhubungan dengan Pasien COVID-19
Paramedis melakukan kegiatan testing PCR kepada warga yang pernah berhubungan dengan pasien positif COVID-19 di Puskesmas Cinere, Depok, Jawa Barat, Kamis (10/6/2021). Testing setelah tracing dilakukan kepada puluhan warga untuk meminimalisir penyebaran COVID-19. (merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Tulungagung - Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung, menargetkan 15 kontak erat dalam upaya tracing pasien COVID-19 sebanyak-banyaknya untuk mengidentifikasi sebaran virus corona di tengah masyarakat.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung dr. Kasil Rokhmat mengatakan sampling acak itu akan memberi gambaran ada tidaknya penularan pada orang-orang yang memiliki riwayat kontak erat dengan pasien atau penderita yang telah terkonfirmasi positif COVID-19.

"Kami tidak bisa menentukan target. Perintahnya melakukan tracing sebanyak mungkin agar bisa mengenali orang yang positif,” kata di Tulungagung, Rabu, 21 Juli 2021, dilansir dari Antara.

Semakin banyak pelacakan, akan semakin banyak kasus COVID-19 ditemukan. Indikator ini juga memengaruhi pemberlakuan level PPKM. “Pemberlakuan PPKM ini berdasar data,” katanya.

Kasil menjelaskan ada 15 indikator yang menjadi dasar perubahan status Tulungagung dari zona oranye menjadi merah. Prevalensi kasus, kematian akibat COVID-19, hingga prosentase BOR (bed occupancy rate) atau ketergunaan tempat tidur rawat inap di rumah sakit yang ditunjuk sebagai rujukan penanganan COVID-19.

 

Saksikan Video Menarik Berikut Ini


Belum Terkendali

Tracing oleh Petugas Kesehatan
penambahan kasus tersebut merupakan hasil perkembangan sebelum masa penerapan PPKM Darurat diberlakukan. Adapun, kasus positif Covid-19 kebanyakan dari hasil pelacakan (tracing) pada kasus kasus sebelumnya.

Pasien, angka penularan yang eksponensial (bertingkat), pasien yang dirawat serta indikator lainya.

Dengan indikator itu, Kasil menyebut penularan COVID-19 di Tulungagung belum sepenuhnya terkendali. “Tulungagung masuk PPKM level 4, jadi belum terkendali,” katanya.

Saat ini, pihaknya tidak bisa memperkirakan sampai kapan lonjakan kasus COVID-19 varia delta akan terjadi. Jika mengau dari data sepekan terakhir, lonjakan kasus dirasa cukup tinggi dan sudah melewati puncaknya.

Lonjakan kasus ini terjadi hampir dua pekan terakhir, yang dibarengi dengan laporan pasien COVID-19 yang meninggal dunia selama lima hari berturut-turut.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya