Tolak Reuni 212 Muncul di Surabaya, Pasang Sejumlah Spanduk

Dia mengungkapkan, hadirnya reuni 212 bisa memunculkan bibit-bibit hilangnya persatuan anak bangsa, hilangnya tali Kebhinekaan.

oleh Liputan6.com diperbarui 19 Nov 2021, 20:30 WIB
Diterbitkan 19 Nov 2021, 20:30 WIB
Spanduk penolakan terhadap reuni 212 di Jakarta terpasang di Surabaya. (Dian Kurniawan/Liputan6.com)
Spanduk penolakan terhadap reuni 212 di Jakarta terpasang di Surabaya. (Dian Kurniawan/Liputan6.com)

Liputan6.com, Surabaya - Penolakan aksi reuni 212 di Jakarta pada awal Desember mendatang, muncul di Surabaya. Sejumlah spanduk penolakan terpasang di sejumlah lokasi di Kota Pahlawan tersebut.

"Kami khawatir aksi yang dilakukan dimanfaatkan oleh organisasi dilarang pemerintah. Penolakan terhadap reuni 212 di Jakarta sangat penting bagi keutuhan NKRI, keselamatan bangsa, dan persatuan bangsa," tutur Ketua Gerakan Pejuang Nusantara Indonesia Bersatu (PNIB) AR Waluyo Wasis Nugroho, Surabaya, Jumat (19/11/2021).

Dia mengungkapkan, hadirnya reuni 212 bisa memunculkan bibit-bibit hilangnya persatuan anak bangsa, hilangnya tali Kebhinekaan, memunculkan sikap juga tindakan intoleransi bahkan diduga kuat juga ada gerakan-gerakan radikalisme, terorisme tumbuh berkembang.

Waluyo meminta kepada TNI dan Polri untuk menindak tegas siapapun yang ingin membuat kerusuhan, keonaran yang mengancam keselamatan keamanan rakyat dan bangsa.

"Kita mendukung penuh TNI Polri untuk menangkap dan menindak tegas aksi-aksi intoleransi, premanisme radikalisme terorisme. Tangkap penggeraknya, aktor intelektual, korlapnya dan yang mensosialisasikanya," ucapnya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Bisa Picu Kluster Baru

Gus Wal menegaskan, selain takut dimanfaatkan oleh organisasi yang dilarang Pemerintah, FPI dan HTI, masalah Covid-19 juga menjadi perhatian serius, jangan sampai aksi yang dilakukan memunculkan kluster baru.

"Jika Reuni 212 tetap digelar sama saja dengan kita mengulang kesalahan yang sama yang menyengsarakan rakyat dan mengancam kesehatan juga nyawa rakyat," ujarnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya