Liputan6.com, Surabaya - Perayaan wisuda ke-47 Universitas Muhammadiyah Surabaya (UM Surabaya) diwarnai haru duka. Seorang balita bernama Desta hadir menggantikan sang ayah, Syaiful Rizal (31) yang meninggal dunia tepat 9 hari setelah sidang skripsi dan dinyatakan lulus.
“Hadirnya Desta adalah kekuatan bagi saya. Sampai saat ini, saya bersyukur masih banyak orang baik di sekeliling yang selalu support. Ada kalanya saya sedih, tapi itu juga tidak boleh berlarut-larut," tutur Alfi, ibunda Desta, Minggu (21/11/2021).
"Saya yakinkan dalam diri saya bahwa setiap kejadian yang terjadi, semoga ada hikmah dan kebaikan yang bisa saya ambil,” kata istri almarhum Syaiful Rizal.
Advertisement
Menurut Alfi, suaminya merupakan orang yang kuat dan bertanggungjawab. Sebab, meski saat sakit, namun tugasnya sebagai seorang mahasiswa bisa dituntaskan.
“Saya tahu suami saya orang yang kuat dan tidak mudah menyerah, perjuangannya menyelesaikan skripsi bukan hal yang mudah. Ada banyak lika-liku yang dia hadapi, tapi dia merasa harus segera selesai. Karena ia merasa ini adalah tanggungjawabnya,” ucapnya.
Rektor UM Surabaya Sukadiono menyebut apa yang telah dilakukan almarhum merupakan teladan. Dan sebagai apresiasi, pihak kampus memberikan sertifikat penghargaan atas kegigihannya merampungkan studinya.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Pendarahan Otak
"Saiful adalah contoh perjuangan yang sebenarnya. Ditengah sakit yang diderita, dia tetap berusaha menyelesaikan studinya. Saiful adalah teladan bagi kita semua," kata Sukadiono.
Sekedar diketahui, Syaiful Rizal (31) meninggal dunia usai melaksanakan sidang skripsi. Almarhum meninggal dunia tepat 9 hari setelah sidang skripsi dan dinyatakan lulus.
Almarhum merupakan mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Surabaya (UM Surabaya). Dia meninggal dunia setelah mengalami pendarahan otak.
Advertisement