32 Ribu Kader Kesehatan Surabaya Siaga Hadapi Pancaroba

Menurut Eri Cahyadi, Kota Surabaya tidak akan bisa sehat tanpa peran masyarakat untuk lebih mencintai lingkunganya.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 29 Nov 2021, 09:08 WIB
Diterbitkan 29 Nov 2021, 09:08 WIB
32 ribu kader kesehatan untuk menghadapi musim pancaroba di Surabaya (Dian Kurniawan/Liputan6.com)
32 ribu kader kesehatan untuk menghadapi musim pancaroba di Surabaya (Dian Kurniawan/Liputan6.com)

Liputan6.com, Surabaya - Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengerahkan 32 ribu kader kesehatan untuk menghadapi musim pancaroba dan mewaspadai penyakit menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru).

Menurutnya, Kota Surabaya tidak akan bisa sehat tanpa  peran masyarakat untuk lebih mencintai lingkunganya.

"Oleh karena itu, kami meminta seluruh kader kesehatan untuk bersama-sama mengubah perilaku warga menjadi lebih sehat," ujarnya di GOR Sepuluh Nopember, Minggu (28/11/2021).

Cak Eri menyampaikan, agar perkampungan di Surabaya terhindar dari jentik nyamuk demam berdarah dengue (DBD). Diharapkan warga bisa menjaga lingkungannya, salah satunya menjaga saluran air supaya lancar dan terhindar dari banjir.

"Lek njogo (kalau menjaga) kampung ojo sampek (jangan sampai) salurannya buntu, biar nggak banjir. Karena itu (saluran) sudah dibangun oleh wali kota sebelumnya, mulai dari zamannya Pak Bambang DH, Bu Risma membangun, ayo dijogo (dijaga) bareng-bareng," tutur Cak Eri.

Setelah acara Kewaspadaan Peningkatan Penyakit Menjelang Musim Pancaroba dan Nataru 2021 diresmikan, para kader kesehatan di seluruh Kota Surabaya akan turun langsung ke rumah-rumah warga. Para kader kesehatan tidak sendiri, nantinya akan didampingi oleh camat dan lurah dari masing-masing wilayah.

Eri juga mengingatkan para Camat dan Lurah se-Surabaya, agar turut serta mendampingi para kader kesehatan yang bertugas ke rumah-rumah warga. Karena menurutnya, tugas kader kesehatan adalah tugas Pemkot Surabaya.

"Meriksa jentik nang (di) kamar mandi, dipikir enak jadi kader? Yo enggak, kadang-kadang diseneni (marahi), diusir orang. Nah, ketika ada kader yang diperlakukan seperti itu, camat dan lurah juga harus hadir, jangan dilepas. Karena ini tugasnya pemkot. Pemkot nggak bisa jalan tanpa kehebatan para kader ini," ujarnya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Perangi Stunting dan Gizi Buruk

Mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan (Bappeko) Kota Surabaya itu juga berharap, dengan adanya kader kesehatan nantinya tidak ada lagi jentik nyamuk, stunting, gizi buruk, bahkan Covid-19 di Kota Surabaya.

"Oleh karena itu, sebagai pemimpin yang baik, hargai kader-kader itu. Sayangi kader-kader itu. Kalau warganya nggak jalan, kadernya nggak jalan, omong kosong Surabaya menjadi kota yang hebat. Ayo dijaga bareng-bareng, apa yang sudah diberikan oleh pemimpin sebelumnya," ujarnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya