Liputan6.com, Surabaya - Pengasuh Pondok Pesantren Sabilurrosyad Kota Malang KH Marzuki Mustamar menerapkan khotbah Jumat singkat di masjid lingkungan ponpes yang diasuhnya. Khotbah Jumat singkat itu berlangsung selama pandemi Covid-19 itu tak lebih dari 5 menit. Padahal biasanya Khotbah Jumat di masjid itu berlangsung panjang.
Ketua PWNU Jatim itu mengungkapkan protokol tersebut diterapkan demi mengantisipasi penularan Covid, juga untuk kemaslahatan masyarakat. Termasuk saat menggelar salat Jumat secara terbuka. Dimana tamu dari luar boleh ikut melaksanakan ibadah di sana.
"Kalau dihilangkan tak mungkin, tapi diganti kebijakan tak usah lama-lama. Semua sudah wudhu hadap barat sehingga tak hadap-hadapan, lalu udara keluar masuk karena pintu dan jendela dibuka," kata Kiai Marzuki, Jumat (3/12/2021).
Advertisement
Menurut dia ini adalah cara aman untuk menghindari Covid-19, disamping juga penggunaan masker.
"Lalu menghindari covid protapnya kaca pintu dan jendela masjid dibuka tanpa kipas dan AC angin luar itu lebih praktis," bebernya.
Kiai Marzuki menjelaskan jika di masjid itu mulai awali khutbah sampai selesai sekitar 10 menit.
"Dua tahun pondok tak pernah libur termasuk pas Jumatan. Alhamdulillah tak pernah ada kasus Covid," tuturnya.
Selain menghindari covid, Jumatan secara cepat ini juga bisa membuat karyawan atau pekerja memiliki waktu luang istirahat siang lebih lama.
"Banyak karyawan pabrik ke sini mereka berharap sekali Jumatan tak lama-lama. Setelahnya bisa ke warung makan lalu ngopi," lanjutnya.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Kurang Nyaman Jika Lama
Selain itu, banyak orang awam angkatan tahun 1965 jika diberi materi khutbah berat dan lama kurang begitu merasakan kenyamanan.
"Tapi kalau salat praktis tidak peduli mereka eks 65 pada mau ke masjid. Pertimbangan kemaslahatan," kata pria yang juga mengajar di UIN Maliki Malang ini.
Dalam kesempatan itu, Kiai Marzuki juga menerima silaturahmi dari Forum Komunikasi Jurnalis Nahdliyin (FJN). Koordinator FJN, Muhamad Didi Rosadi menyerahkan cindera mata berupa foto pigura. Kebetulan Kiai Marzuki mendapatkan apresiasi sebagai tokoh berpengaruh Jatim tahun 2021 versi FJN.
"Nama Kiai Marzuki, masuk satu dari 12 tokoh yang dianggap memiliki pengaruh kuat sebagai sosok tokoh di Indonesia asal Jawa Timur. Ini bentuk apresiasi dari teman - teman Jurnalis Nahdliyin," pungkas kader muda NU yang akrab disapa Diday tersebut.
Advertisement