Duka Sagi, 14 Kambing dan 1 Sapinya Mati Diterjang Awan Panas Semeru 

Sagi yang tinggal bersama istri, adik istrinya, cucunya dan mertuanya, mengaku selama ini ia bekerja sebagai petani dan peternak.

oleh Liputan6.com diperbarui 07 Des 2021, 19:10 WIB
Diterbitkan 07 Des 2021, 19:10 WIB
FOTO: Yang Tersisa dari Amukan Erupsi Gunung Semeru
Warga melihat jembatan yang rusak akibat abu vulkanik pascaerupsi Gunung Semeru di Lumajang, Jawa Timur, 5 Desember 2021. Sebanyak 14 orang meninggal dunia dan 69 mengalami luka-luka akibat erupsi Gunung Semeru. (AP Photo/Hendra Permana)

Liputan6.com, Lumajang - Gunung Semeru di Lumajang yang meletus pada Sabtu 4 Desember lalu membawa duka bagi warga yang tinggal di kawasan sekitar. Tak hanya korban nyawa, tapi juga harta benda berupa hewan ternak.

Sagi (50) warga asal Dusun Sumbersari RT 9 RW 5 Supiturang, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang menceritakan bagaimana dia bersama empat keluarganya selamat dari erupsi Gunung Semeru tanpa membawa apapun yang berada di rumahnya.

"Waktu kejadian, kita semua lari gak bawa apa-apa. Semua lari terus ke sini (posko pengungsian). Itu semburat (mencar) kemana-mana," ujar Sagi, dikutip dari TimesIndonesia, Selasa (7/12/2021).

Sagi mengungkapkan bahwa seluruh apa yang ia punya kini habis terkena erupsi dan tak bersisa. 14 ekor Kambing dan 1 ekor sapi sebagai hewan ternaknya juga mati terkena erupsi.

"Kambing, sapi, habis semua dah. Habis total gak bawa apa-apa saya," ujarnya.

Sagi yang tinggal bersama istri, adik istrinya, cucunya dan mertuanya, mengaku selama ini ia bekerja sebagai petani dan peternak.

Namun, bagaimana pun bencana yang dihadapi kini, telah meruntuhkan seluruh harta yang ia punya dan yang tersisa hanyalah dirinya bersama keluarga.

"Habis semua gak tersisa. Lahan taninya juga habis semua," ungkapnya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Yang Penting Selamat

Kini, dirinya bersama keluarga yang tinggal di posko pengungsian SDN 4 Supiturang, hanya bisa pasrah dan hidup dengan bantuan seadanya di posko yang kini ia tempati.

"Tiap hari dapat makan di sini. Kalau nanti-nanti gatau lah. Kalau balik kesana (ke rumah) kan gak mungkin. Saya ada dua rumah jadi satu. Semua habis total," tuturnya.

Saat ditanya apa harapan kedepan setelah adanya kejadian ini, secara halus, Sagi pun cuma mengucapkan bahwa kini dirinya tak mau memikirkan apapun.

Terpenting, kata Sagi, masih diberi nyawa dan kehidupan oleh yang maha kuasa, dirinya sudah merasa lebih dari cukup.

"Harapannya penting selamat orangnya. Gak mikir kebelakang mau kemana. Pokoknya sekarang ada nyawanya dulu yang penting," ujarnya saat di pengungsian terdampak erupsi Gunung Semeru.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya