Banjir Lumpur Terjang Desa Lokasi Temuan Situs Srigading Malang

Banjir yang terjadi di Desa Srigading Malang ini adalah kali pertama setelah peristiwa banjir terakhir terjadi 20 tahun silam.

oleh Zainul Arifin diperbarui 09 Mar 2022, 11:04 WIB
Diterbitkan 09 Mar 2022, 11:04 WIB
Banjir Lumpur Terjang di Desa tempat Temuan Situs Srigading Malang
Warga Desa Srigading, Lawang, Kabupaten Malang, gotong royong membersihkan lumpur yang menutup badan. Banjir bercampur lumpur menerjang desa ini pada Selasa, 8 Maret 2022 petang (Liputan6.com/Zainul Arifin)

Liputan6.com, Malang - Banjir bercampur material lumpur menerjang Desa Srigading, Lawang, Malang, pada Selasa, 8 Maret 2022 petang. Dikabarkan dua motor hanyut terseret arus, namun belum ada laporan korban jiwa di desa tempat penemuan Situs Srigading Malang itu.

Hujan lebat mengguyur sejak siang sampai petang sebelum bencana banjir di Malang itu terjadi. Hingga malam hari, warga Desa Srigading, Malang, gotong royong membersihkan material lumpur setebal antara 1-2 sentimeter yang memenuhi jalan di tengah gerimis hujan.

Kepala Desa Srigading Hodiri mengatakan, motor yang terbawa arus itu sudah bisa diamankan. Ia tak menjawab kebenaran informasi satu motor itu merupakan miliknya. Namun ia memastikan tidak ada korban jiwa dan tak ada rumah warga rusak.

"Motor sudah bisa diamankan. Sementara untuk yang terdampak adalah tanah pertanian dan peternakan warga," kata Hadori di Malang, Selasa malam.

Ia sempat hadir ke rumah kumpul tim ekskavasi yang berada tak jauh dari situs untuk ikut syukuran yang digelar budayawan. Syukuran hari terakhir ekskavasi ketiga Situs Srigading itu selesai sekitar pukul 17.00 juga masih dalam suasana hujan.

Ia menjelaskan penyebab terjadinya banjir lumpur tersebut. Menurutnya, hujan lebat menyebabkan kandang peternakan di dekat jembatan desa roboh. Material bangunan kandang dari bambu dan kayu hanyut memenuhi sungai sehingga menyumbat aliran air.

"Banjir lalu meluber ke dalam desa termasuk di badan jalan," kata Hadiri tak menceritakan kronologi yang dialaminya.

Lumpur diperkirakan berasal dari lereng perbukitan yang tergerus hujan. Sungai yang tersumbat membuat air bercampur lumpur meluber ke kampung. Bagi warga, ini adalah peristiwa kali pertama terjadi di Desa Srigading, Malang setelah puluhan tahun silam.

"Seingat saya terakhir kali banjir sekitar 20 tahun silam, itu pun tanpa lumpur," kata Suryadi, seorang warga setempat.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Kondisi Situs Srigading

Banjir Lumpur Terjang di Desa tempat Temuan Situs Srigading Malang
Proses eskavasi ketiga di Situs Srigading, Lawang, Malang, di tengah guyuran hujan lebat pada Selasa, 8 Maret 2022 (Liputan6.com/Zainul Arifin)

Sementara itu ekskavasi ketiga Situs Srigading pada hari terakhir tak bisa berjalan maksimal. Guyuran hujan membuat tim ekskavasi tak bisa merampungkan pekerjaan. Meski begitu, kondisi situs diperkirakan tetap aman meski lumpur memenuhi jalan - jalan kampung.

Ketua Tim Ekskavasi Situs Srigading, Wicaksono Dwi Nugroho, mengatakan ada rencana menambah ekskavasi selama setengah hari lagi pada Rabu ini. Tujuannya, menyelesaikan ekskavasi yang nyaris selesai.

“Bagian dalam sumuran atau bagian tengah situs tinggal sedikit lagi dibersihkan, sayang hujan lebat sekali. Situs tetap aman meski banjir di kampung," ucapnya.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya