Terkesan dengan Gunung Ijen, Tim Asesor UGG: Kembangkan Geopark Harus Libatkan Warga

Selain mengaku terkesan dengan keindahan kawasan Geopark Ijen, mereka juga berpesan untuk tetap melibatkan masyarakat lokal dalam proses pengembangan kawasan geopark

oleh Hermawan Arifianto diperbarui 13 Jun 2022, 10:06 WIB
Diterbitkan 13 Jun 2022, 10:06 WIB
Tim asesor Unesco Global Geopark (UGG), Martina Paskova (Kiri) mendengarkan penjelasan langsung dari Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani (Kanan) tentang Kawah Ijen (Istimewa)
Tim asesor Unesco Global Geopark (UGG), Martina Paskova (Kiri) mendengarkan penjelasan langsung dari Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani (Kanan) tentang Kawah Ijen (Istimewa)

Liputan6.com, Banyuwangi - Tim asesor Unesco Global Geopark (UGG), Martina Paskova dan Jacob Walloe telah memulai rangkaian penilaian (assessment) terhadap Geopark Ijen. Selain mengaku terkesan dengan keindahan kawasan Geopark Ijen, mereka juga berpesan untuk tetap melibatkan masyarakat lokal dalam proses pengembangan kawasan geopark.                                                     

Bagi Martina, kekayaan budaya, geologi, dan keanekaragaman hayati yang dimiliki Geopark Ijen merupakan "hadiah" dari alam yang harus dijaga keberlangsungannya.

“Anda punya alam yang bagus, orang-orang yang menyenangkan, etnis yang beragam, kami sangat senang berada di sini,” kata dia, Minggu (12/6/2022).

Geopark Ijen saat ini dalam proses pengajuan menjadi jaringan geopark dunia. Tim asesor melakukan serangkaian penilaian terkait kelengkapan geopark, mulai warisan geologi, keanekaragaman hayati, dan warisan budaya di kawasan Geopark Ijen selama lima hari (9-13 Juni).

Keterlibatan masyarakat lokal, tambah Martina, sangatlah penting dalam pengelolaan geopark. Bagaimana meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang kekayaan warisan budaya, geologi, dan keanekaragam hayati yang dimiliki, sehingga mereka tidak sekedar menikmati, namun juga mengetahui sejarahnya, sehingga timbul kebanggaan dan kesadaran untuk menjaga kelestariannya.

“Maka, libatkan masyarakat lokal. Biarkan mereka memiliki pengalaman yang luar biasa tentang kekayaan geoparknya,” kata Martina.

Untuk itu, Martina sangat mengapresiasi kebijakan Banyuwangi terkait pemberdayaan ekonomi rakyat, dimana melarang pendirian hotel melati. Banyuwangi hanya  mengijinkan homestay dan hotel bintang tiga ke atas.

“Saya senang anda fokus pada homestay. Mereka benar-benar otentik daripada hotel berbintang. Dan pahamilah bahwa geopark itu fokus pada masyarakat lokal. Bagaimana meningkatkan kualitas hidup penduduk lokal, serta meningkatkan pengetahuan dan rasa keingintahuan mereka akan wilayahnya. Itu yang penting,” kata Martina.

Masyarakat Lokal Bagian dari Geopark

Tim asesor Unesco Global Geopark (UGG), Martina Paskova dan Jacob Walloe (Kanan) mendapat cindra mata buku yang menjelaskan Kawah Ijen dari Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani (Istimewa)
Tim asesor Unesco Global Geopark (UGG), Martina Paskova dan Jacob Walloe (Kanan) mendapat cindra mata buku yang menjelaskan Kawah Ijen dari Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani (Istimewa)

Hal ini dibenarkan oleh Jacob Walloe, asesor Unesco asal Denmark. Menurutnya, masyarakat adalah bagian dari geopark itu sendiri. Maka, keterlibatannya sangat diperlukan dalam pengembangan sebuah geopark.

“Anda semuanya adalah yang dinamakan Geopark. Dan kekayaan di dalamnya mulai dari unsur geologi, lansekap, dan semua yang ada di dalamnya menjadi satu kesatuan,” paparnya.

Pihaknya juga menyakinkan siap mendukung geopark ijen menuju global geopark. “Kami berada disini bukan semata-mata untuk memberikan penilaian. Tapi justru memberikan dukungan bagi anda semua, kita akan memberikan rekomendasi bagi Geopark Ijen,” ucap Jacob dengan semangat.

Bupati Ipuk menjelaskan bahwa sejak ditetapkannya Geopark Ijen sebagai geopark nasional pada 2018, ini mendorong pihaknya mengajukan status Geopark Ijen menjadi Unesco Global Geopark.

“Karena kami percaya bahwa dengan meyandang status sebagai geopark global maka akan membawa konsekuensi bagi pembangunan daerah. Dengan geopark akan menjadi payung bagi pembangunan berkelanjutan di daerah,” kata Ipuk.

“Karena kami yakin dengan status sebagai geopark dunia, sebenarnya kita semua sedang menyiapkan rumah masa depan yang mampu memberikan dampak positif bagi warga. Mampu membangun konsep perekonomian dan pembangunan berkelanjutan dengan mengedepankan kearifan budaya lokal,” pungkas Ipuk

 

Infografis gas beracun dari Kawah Ijen
Infografis gas beracun dari Kawah Ijen
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya