Liputan6.com, Surabaya - Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jatim Hadi Sulistyo mengungkapkan, harga bawang merah terpantau naik menjelang datangnya Hari Raya Idul Adha.
Menurutnya, ada sejumlah faktor yang mempengaruhi kenaikan harga bawang merah di Jatim, yaitu curah hujan yang yang cukup tinggi dan terserang penyakit. Sehingga produksinya sedikit berkurang.
“Selain itu bawang merah ini kan tidak semuanya dijual ke pasaran karena harus disimpan untuk ditanam lagi. Nah kemungkinan permintaan pasar cukup tinggi dan stoknya tidak mencukupi sehingga harganya menjadi mahal,” ujarnya, Senin (20/6/2022).
Advertisement
Hadi mengaku, pihaknya belum bisa merinci stok bawang merah pada bulan Mei dan Juni. Yang jelas, lanjut Hadi, pada April lalu produksi bawang merah di Jatim mencapai 52.432 ton dengan tingkat konsumsi tembus 9.125 ton. Artinya, ada surplus 43.307 ton.
"Data Mei dan Juni ini belum masuk, karena panen bawang merah ini kan dua bulan. Jadi kalau panen bulan Mei artinya masa tanamnya bulan Maret," ucapnya.
Rp 55 Ribu Perkilo
Sementara itu, berdasarkan Sistem Informasi Ketersedian dan Perkembangan Harga Bahan Pokok (Siskaperbapo) pada 15 Juni 2022, harga bawang merah Rp 44.789 per kilogram (kg), kemudian 16 Juni 2022, harga komoditas ini naik menjadi Rp 45.690 per kg. Terbaru per 20 Juni 2022, harganya tembus Rp 47.258 per kg.
Harga rata-rata tertinggi bawang merah tercatat di Kabupaten Gresik dan Jember yakni mencapai Rp 55.000 perkilogram. Lebih lanjut, harga rata-rata terendah di Kabupaten Probolinggo yaitu Rp 31.000. Untuk sejumlah pasar di Surabaya harga komoditas ini sempat tembus di harga Rp 55.000 per kg pada pekan lalu.
Advertisement