Polisi Awasi Dermaga Tikus Cegah Peredaran Hewan Ternak Ilegal di Jatim

AKBP Yanuar mengatakankan, jika dermaga tikus ini dinilai menjadi alternatif pendistribusian hewan ternak saat wabah PMK.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 21 Jun 2022, 00:04 WIB
Diterbitkan 21 Jun 2022, 00:04 WIB
Polisi awasi Peredaran ternak di dermaga tikus. (Dian Kurniawan/Liputan6.com)
Polisi awasi Peredaran ternak di dermaga tikus. (Dian Kurniawan/Liputan6.com)

Liputan6.com, Surabaya - Kasubdit Patroli Ditpolairud Polda Jatim AKBP Yanuar Herlambang mengungkapkan, pihaknya mengoptimalkan patroli di wilayah perairan untuk melakukan pengawasan peredaran hewan ternak di sejumlah dermaga tikus (dermaga alternatif).

Kegiatan tersebut, lanjut AKBP Yanuar, sebagai upaya dalam mencegah penyebaran Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak. Terlebih lagi, menjelang datangnya Hari Raya Idul Adha.

"Sebagai sasaran khusus dalam kegiatan ini adalah kawasan yang memiliki dermaga tikus alias dermaga alternatif di sejumlah wilayah di Jawa Timur," ujarnya, Senin (20/6/2022).

AKBP Yanuar mengatakankan, jika dermaga tikus ini dinilai menjadi alternatif pendistribusian hewan ternak saat wabah PMK.

"Dalam kegiatan ini, kam juga menggandeng sejumlah pihak terkait, salah satunya adalah balai karantina," ucapnya.

Selain mengawasi, kata AKBP Yanuar, pihaknya dan stakeholder terkait juga mengecek sapi yang tiba atau akan diberangkatkan di dermaga.

"Alhamdulillah, sudah dicek dulu oleh teman-teman kesehatan hewan setiap ada pengiriman hewan ternak yang keluar masuk dermaga," ujarnya.

AKBP Yanuar menjelaskan, dalam penanganan kasus PMK ini juga dilaksanakan bersama sejumlah Satpolair se-Jatim untuk mengawasi masing-masing dermaga di tiap daerah.

“Sasarannya sama yaitu jalur tikus yang diduga bisa menjadi jalur alternatif peredaran hewan ternak,” ucapnya.

5 Dermaga

 

AKBP Yanuar menyampaikan, ada lima dermaga di Jawa Timur yaitu Surabaya, Gresik, Banyuwangi, Sumenep, dan Jember, yang paling aktif melayani transaksi keluar masuk hewan ternak. “Semuanya dikategorikan banyaknya hewan ternak," ujar AKBP Yanuar.

AKBP Yanuar mengaku, selama ini pengiriman sapi tidak dilakukan setiap hari. "Satu bulan dua kali tapi dengan jumlah yang banyak, sekitar 300-an. Dengan upaya yang dilakukan oleh Ditpolair Polda Jatim bersama dinas terkait ini diharapkan penyebaran PMK dapat dikendalikan," ucapnya.

Infografis Destinasi Wisata Berkelanjutan di Indonesia dan Dunia
Infografis Destinasi Wisata Berkelanjutan di Indonesia dan Dunia (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya