Liputan6.com, Jember - Seorang santri Pondok Pesantren Ar-Raudahah Kelurahan Baratan Patrang Jember, Alfin (16), tewas tenggelam di Sungai Bedadung.
Kasatreskirm Polsek Patrang Aiptu Sutaryoto mengatakan, setelah proses penyembelihan hewan kurban, Korban bersama beberapa santri pergi ke Sungai Bedadung untuk mencuci jeroan sapi kurban.
"Korban Bersama temannya mencuci jeroan di bantaran Sungai Bedadung. Mereka mulai mencuci jeroan sekitar pukul 09.30 WIB,”ujar Sutaryoto, Selasa (12/7/2022).
Advertisement
Beberapa menit kemudian korban mengambil bambu di seberang sungai. Bambu tersebut digunakan untuk mempermudah pekerjaan korban membersihkan jeroan. Korban memberanikan diri, Selain karena sudah terbiasa mandi di sungai itu, juga karena saat itu arus tidak begitu deras.
Korban mencoba pergi ke seberang sungai seorang diri, Namun, belum sempat mencapai ke seberang korban tiba- tiba terjatuh.
“Saat mencoba mengambil bambu di seberang sungai, korban terjatuh. Diduga kuat terpeleset ke batu sungai yang licin,” ujarnya.
Meski arus tidak begitu deras, sungai itu cukup dalam untuk korban. Korban tenggelam karena diduga tidak bisa berenang.
Atas kejadian itu, teman-teman korban meminta bantuan kepada warga setempat. Tidak butuh waktu lama, warga mencoba mencari korban.
Namun karena air di sungai itu agak keruh menyebabkan korban sulit ditemukan. Pukul 10.10 WIB, relawan dari BPBD dan Petugas Pemadam Kebakaran Jember tiba di lokasi, membantu pencarian korban.
Dengan menggunakan perlengkapan khusus petugas menyelam ke dasar sungai. Petugas gabungan akhirnya berhasil menemukan korban pada pukul 11.000 WIB. Korban ditemukan tidak jauh dari lokasi saat awal terjatuh.
Petugas gabungan yang berhasil menemukan korban langsung membawanya ke RSD dr Soebandi. Akan tetapi nyawa korban tidak dapat diselamatkan lagi. Santri yang tercatat sebagai siswa SMA Arjasa, Jember itu meninggal dunia karena sudah terlalu lama di dalam air.
Periksa Sejumlah Saksi
Polisi melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah saksi. Termasuk beberapa orang dari Pondok Pesantren tempat korban mondok.
Polisi juga menghubungi pihak keluarga korban agar bisa datang ke Jember. Polisi memfasilitasi proses musyawarah antara keluarga korban dengan pimpinan Pondok Pesantren.
Hasil musyawarah, pihak keluarga korban mengikhlaskan meninggalnya korban. Karena mereka menilai korban meninggal karena murni akibat kecelakaan. Keluarga korban menolak dilakukan autopsi.
Jenazah korban diserahkan kepada pihak keluarga untuk dimakamkan di tempat asalnya yaitu di Singosari, Kabupaten Malang.
”Pihak keluarga menerima bahwa korban meninggal dunia murni karena kecelakaan. Dan jenazah korban sudah dibawa ke Kabupaten Malang,”Pungkas Sutaryoto.
Advertisement