Liputan6.com, Jember Bupati Jember Hendy Siswanto ingin para petani di Jember bisa mengolah hasil pertaniannya menjadi produk turunan yang bernilai tinggi. Ia menyinggung petani padi yang masih menjual bahan mentahnya berupa gabah ke pasar.
Advertisement
“Padahal kalau gabah itu dijemur dan diselep dulu menjadi beras lalu dibungkus rapi akan meningkatkan nilai jualnya,” kata Hendy Siswanto saat rapat dengan Pusat Penelitian Kopi dan Kakao (Puslitkoka), Jumat (19/8/2022).
Advertisement
Pun demikian dengan kopi, Jember sebagai penghasil kopi robusta terbaik, sudah saatnya petani menjual dalam bentuk kopi siap seduh dalam kemasan.
“Inilah yang kami koordinasikan dengan Puslitkoka,” sambungnya.
Kepala Pusat Penelitian Kopi dan Kakao atau Puslitkoka Dini Astika Sari menyambut rencana baik tersebut. Dini menyebutkan ada beberapa pekerjaan rumah yang harus dilakukan oleh Pemkab Jember terkait penguatan di bidang hulu yang nantinya juga dibantu oleh Puslitkoka.
“Nanti Puslitkoka membantu dengan standar yang ada, sehingga nanti ketika masuk ke hilir di situ Puslitkoka tetap mendampingi sehingga bisa sesuai dengan kebutuhan pasar yang kita harapkan,” terang Dini.
Harga Anjlok
Dini menjelaskan, dengan pendampingan di sektor hulu juga dapat menghindari dynamic pricing dimana ketika petani produksinya melimpah malah harga anjlok.
“Kita tidak inginkan hal itu, harga dikendalikan tengkulak. Dengan adanya standarisasi mulai hulu sampai ke penentuan harganya,” pungkasnya.
Advertisement