Liputan6.com, Jember - Sopir angkot di Jember menaikan tarif d ari yang sebelumnya Rp 5 ribu menjadi Rp 7 ribu atau sekitar 40 persen, imbas kenaikan harga BBM.
Meski sudah naik, namun masih ada penumpang yang tetap memberikan ongkos lama sebelum harga BBM berubah. Para sopir angkot hanya memaklumi karena perubahan tarif baru diberlakukan.
Advertisement
“Ada yang memberikan ongkos tarif lama kita terima saja karena ini kan masih baru, masih dikasih Rp 5 ribu. Ada juga yang sudah mengerti ngasi ongkos Rp 7 ribu," ujar salah satu sopir angkot di terminal Tawangalun Jember, Mistarum (52), Rabu (7/9/2022).
Dia menyatakan, jumlah penumpang semakin berkurang saat ini. Angkot yang berada di terminal mulai pukul 06.00 pagi sampai pukul 11.00 siang, masih banyak yang belum keluar.
“Masih sepi sekali, belum ada yang naik, kalau sampai sore tidak jalan karena tidak ada penumpang ya terpaksa pulang meski tidak dapat penumpang," tambahnya.
Kebutuhan pengisian BBM angkot yang semula Rp 50 ribu per hari juga terkerek naik. Sekarang mencapai Rp70 ribu. Hal ini cukup memberatkan para sopir yang mulai sepi penumpang.
Ditambah lagi mereka juga harus setoran sekitar Rp 40 ribu per hari.
”Untuk mengejar setoran biasanya kami kesepakatan saja dengan penumpang, kalau sudah mencapai sekian orang berangkat. Tapi sekarang susah wong penumpangnya tidak ada, jadi serba sulit,” pungkas Mistarum.
Penumpang Pasrah
Sementara itu, salah satu penumpang Dewi (40) mengaku masih belum mengetahui adanya kenaikan tarif angkot. Namun kata Dewi, jika ada kebijakan kenaikan tarif pihaknya tidak masalah.
“Biasanya kan ke tempat kerja saya itu ongkosnya Rp 10 ribu dari terminal, ini belum tahu jadi berapa, kalau katanya naik ya tidak apa- apa asalkan wajar. Ini kan BBM naik,”kata Dwi.
Advertisement