Liputan6.com, Probolinggo - Siswa dan guru SMP Negeri 1 Pajarakan Probolinggo, menggelar doa bersama untuk teman mereka yang menjadi korban jembatan gantung putus di Desa Kregenan Kecamatan Kraksaan.
Kepala SMP Negeri 1 Pajarakan Arif Syamsul Hadi mengatakan, doa bersama ini dilakukan agar musibah yang menimpa SMPN 1 Pajarakan tidak terulang kembali.
“Semoga ada hikmah di balik peristiwa ini,” katanya, Senin (12/9/2022).
Advertisement
Menurut Arif, semula pihaknya memang berencana untuk masuk sekolah seperti biasa. “Namun timbul fikiran agar bisa membantu para siswa yang menjadi korban bisa segera sembuh melalui doa,” jelasnya.
Diketahui, pada Jumat 9 September lalu SMPN 1 Pajarakan melakukan jalan sehat memperingati Hari Olahraga Nasional (Haornas). Jalan sehat diikuti ratusan siswa bersama guru pendamping. Salah satu rutenya termasuk melalui jembatan gantung di Desa Kregenan.
Saat rombongan jalan sehat melintas, jembatan gantung di Desa Kregenan tersebut tiba-tiba putus. Puluhan pelajar dan guru terjatuh ke sungai di bawah jembatan. Belasan orang sempat dilarikan ke RSUD Waluyo Jati, Kraksaan karena mengalami luka serius.
Menurut Arif, pihak sekolah sudah briefing kepada seluruh siswa sebelum berangkat jalan sehat itu. Pengecekan jalur di jembatan gantung tersebut juga sudah dilakukan. Bahkan sesampai di jembatan pihaknya juga sudah mengatur siswa agar bergantian saat menyeberang.
Rawat Intensif
Hanya saja kondisi saat itu siswa tetap menerobos. Apalagi guru yang jumlahnya lebih sedikit tidak mampu menahan sejumlah siswa. Alhasil siswa secara bergerombolan menyebrang di jembatan tersebut.
"Guru yang mengatur sampai habis suaranya karena berteriak untuk menyuruh siswa bergantian," katanya.
Akibat peristiwa itu, sekitar 40 siswa ikut terjebur ke dalam sungai. Hingga saat ini belasan siswa masih menjalani perawatan intensif di rumah sakit Waluyo Djati Kabupaten Probolinggo.
Advertisement