Desa Beru Jadi Tempat Rawan Banjir dalam Pemetaan Bencana BPBD Kota Batu

Salah satu titik yang menjadi perhatian BPBD Kota Batu adalah di Desa Beru, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu. Di lokasi tersebut, dimensi sungai yang kecil sudah tidak memadai jika terjadi hujan dengan intensitas tinggi.

oleh Liputan6.com diperbarui 21 Sep 2022, 10:00 WIB
Diterbitkan 21 Sep 2022, 10:00 WIB
Cegah Banjir Susulan di Kota Batu, Kebut Pembersihan Bendung Alam
Kali mati di hulu Kota Batu menjadi lebih lebar pasca diterjang banjir bandang. Aliran air di kali ini tersumbat material longsoran dari lereng perbukitan lalu menjadi banjir bandang pada Kamis, 4 November 2021 (Liputan6.com/Zainul Arifin)

Liputan6.com, Kota Batu - Menjelang datangnya musim hujan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Batu, Jawa Timur memetakan potensi bencana alam pada sejumlah wilayah dikategorikan sebagai wilayah rawan.

Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik BPBD Kota Batu Achmad Choirur Rochim mengatakan bahwa pemetaan untuk menghadapi adanya potensi bencana seperti banjir dan tanah longsor di wilayah tersebut, juga melibatkan masyarakat.

"Secara kajian memang sudah ada data, tapi perlu partisipasi masyarakat untuk tambahan informasi, titik-titik mana saja yang mereka ketahui dan rawan terhadap bencana ketika musim hujan," kata Rochim di Kota Batu, dilansir dari Antara, Selasa (20/9/2022).

Ia menjelaskan, dengan adanya pendataan yang melibatkan masyarakat terkait potensi bencana alam tersebut, diharapkan bisa menjadi salah satu modal untuk mengambil langkah mitigasi atau meminimalisasi dampak jika terjadi bencana.

Menurut dia, proses pendataan wilayah yang berpotensi terjadi bencana pada saat musim hujan tersebut akan dilakukan hingga 23 September 2022.

BPBD Kota Batu mengharapkan masyarakat bisa memberikan informasi terkait potensi terjadinya bencana di masing-masing wilayah.

Ia menambahkan, berdasarkan data BPBD Kota Batu, memang ada sejumlah titik yang diwaspadai karena berpotensi terjadi bencana alam pada saat musim hujan. Wilayah-wilayah itu memiliki potensi tinggi terjadi bencana alam pada saat curah hujan tinggi.

"Jadi masih dimungkinkan terulang kembali kejadian bencana seperti banjir, longsor pada titik yang sudah kami petakan," ujarnya.

Salah satu titik yang menjadi perhatian BPBD Kota Batu adalah di Desa Beru, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu. Di lokasi tersebut, dimensi sungai yang kecil sudah tidak memadai jika terjadi hujan dengan intensitas tinggi.

"Untuk yang terpetakan di kami dan menjadi perhatian adalah di Desa Beru. Kali Paron itu, rutinitas tahunan. Kajian kami, memang dimensi sungai kecil dan tidak memadai jika terjadi hujan dengan intensitas tinggi, pasti meluber ke jalan dan permukiman," katanya.

 

Strategi BPBD Kota Batu Atasi Banjir

Oleh karena itu, lanjutnya, dengan adanya pemetaan wilayah yang memiliki potensi terjadi bencana alam dengan melibatkan masyarakat tersebut, diharapkan mampu meminimalisasi dampak jika terjadi bencana.

"Strategi kami saat ini mengoptimalkan sumber daya yang ada di Kota Batu untuk meminimalisasi dampak jika terjadi bencana. Itu upaya yang kita lakukan sekarang," katanya.

Pada 4 November 2021, banjir bandang menerjang wilayah Kecamatan Bumiaji, dan menyebabkan tujuh orang meninggal dunia akibat terseret arus atau tertimbun material banjir.

Akibat kejadian itu, tercatat ada sebanyak 51 rumah rusak dan delapan di antaranya hanyut terbawa arus banjir bandang yang terjadi kurang lebih pukul 15.00 WIB itu. Selain itu, 32 rumah lainnya terendam lumpur.

Banjir bandang juga menyebabkan sebanyak 124 keluarga terdampak. Kemudian 46 kendaraan roda dua dan 11 kendaraan roda empat mengalami kerusakan.

Infografis Penyebab Banjir PUPR
Dok: Kementerian PUPR
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya