Malam Haru dan Sahdu 7 Hari Tragedi Stadion Kanjuruhan

Kelompok suporter dari berbagai daerah turut bergabung doa bersama memeringati tujuh hari tragedi Stadion Kanjuruhan

oleh Zainul Arifin diperbarui 08 Okt 2022, 09:05 WIB
Diterbitkan 08 Okt 2022, 09:01 WIB
Malam Haru dan Sahdu di Tujuh Hari Tragedi Stadion Kanjuruhan
Ribuan warga hadir dan berdoa bersama dalam peringatan tujuh hari tragedi Stadion Kanjuruhan Malang pada Jumat, 7 Oktober 2022 (Liputan6.com/Zainul Arifin) 

Liputan6.com, Malang - Rintik hujan tak menyurutkan ribuan orang berduyun-duyun datang ke Stadion Kanjuruhan pada Jumat, 7 Oktober 2022 sedari sore hingga malam. Mereka datang untuk menggelar doa bersama memeringati tujuh hari tragedi yang merenggut ratusan korban jiwa.

Mereka tidak hanya berasal dari Malang Raya saja, banyak pula dari berbagai daerah. Sebagian besar Aremania, tapi ada pula kelompok suporter dari Surabaya, Sidoarjo, Bandung, Jakarta dan lainnya. Tujuannya sama, mengalirkan doa untuk korban tragedi Stadion Kanjuruhan.

Menundukkan kepala, menengadahkan tangan sembari merapal doa di depan pintu 13, titik lokasi banyak korban meninggal dunia. Bunga dengan lilin berpendar di bawah patung singa dikelilingi masyarakat khusuk berdoa. Lalu berdoa bersama di depan pelataran masjid stadion.

Di pelataran itu, terpasang banner raksasa bertuliskan 131 nama korban jiwa dalam tragedi itu. Rangkaian lilin membentuk sebuah pita dan tulisan Arema menyala, simbol duka cita mendalam terhadap peristiwa pilu itu. Tahlil dan tahmid bergema, diselingi teriakan menuntut keadilan.

“Saya selamat dari peristiwa itu. Sekarang datang ke sini untuk mendoakan mereka yang jadi korban, harus ada keadilan untuk mereka,” kata Yahya, salah seorang Aremania.

“Saya datang ingin mendoakan para korban. Semoga tidak pernah terjadi peristiwa seperti ini lagi,” kata Yudi, seorang Bonek, suporter Persebaya Surabaya yang ikut doa bersama.

Peringatan tujuh hari tragedi itu dihadiri oleh banyak pihak, mulai pemain dan manajemen Arema FC, Bupati Malang tokoh ulama, perwakilan suporter lintas klub dan lainnya. Mereka bersama-dama mendoakan para korban tragedi Stadion Kanjuruhan.

“Inalillahi wainailaihi rojiun. Mereka kehilangan orang-orang yang dikasihi. Ada suami kehilangan istri dan anaknya, ada ayah kehilangan anaknya. Ini tragedi yang memilukan,” kata Habib Muhammad Bin Anis, Pemandu Doa Bersama dan Pemberi Tauziah.

Duka di Stadion Kanjuruhan

Foto: Nasib Malang Sepak Bola Indonesia, 127 Orang Kehilangan Nyawa di Stadion Kanjuruhan
Tragedi memilukan kembali mewarnai sepak bola tanah air. Kerusuhan hingga menelan korban jiwa terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (1/10/2022).

Laga Arema versus Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan Malang pada 1 Oktober 2022 berubah jadi duka. Usai pertandingan, situasi di stadion tak terkendali disertai tembakan gas air mata dari aparat ke arah tribun penonton.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan, korban tragedi itu sampai dengan Jumat sore tercatat ada total 678 korban terbagi menjadi 131 orang meninggal dunia, 524 orang luka ringan, 23 orang luka berat dengan 47 orang di antaranya nasih dirawat.

Mabes Polri menetapkan enam orang sebagai tersangka dalam tragedi itu. yakni, AHL, Direktur Utama PT LIB, AH ketua panpel Arema, SS kepala keamanan stadion. Ketiganya dijerat pasal 359, 360 dan pasal 103 ayat (1) jo pasal 52 UU nomor 11 tahun 2022 tentang Keolahragaan.

Tiga tersangka lainnya yakni Kompol Wahyu Setyo P selaku Kabag Ops Polres Malang, H, Danyon Brimob Polda Jatim dan Kasat Samapta Polres Malang, AKP Bambang Sidik Achmadi. Ketiganya dijerat dengan pasal 359 dan pasal 360 KUHP.

 

Infografis Kisah Dramatis dan Kesaksian Pilu Tragedi Kanjuruhan Malang. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Kisah Dramatis dan Kesaksian Pilu Tragedi Kanjuruhan Malang. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya