3 Kolam Pemandian Purba Peninggalan Kerajaan Hindu-Buddha di Malang

Air di kolam pemandian purba peninggalan kerajaan di Malang ini berbalut mitos memiliki beragam khasit dan bisa membuat awet muda.

oleh Zainul Arifin diperbarui 13 Jan 2023, 16:00 WIB
Diterbitkan 13 Jan 2023, 16:00 WIB
Di Pemandian Ini Ken Arok Suka Mengintip Ken Dedes
Petirtaan Watugede ini situs penting dan sakral. Dahulu, berderet arca yang mengalirkan air dari sumber ke dalam petirtaan.

Liputan6.com, Malang - Lembah Sungai Brantas diketahui merupakan daerah ramai sejak masa lampau. Sumber air yang berlimpah membuat Malang jadi salah satu daerah dengan peradaban tertua di Jawa Timur. Buktinya, mudah dijumpai berbagai peninggalan purbakala.

Berbagai jejak sejarah Malang itu kebanyakan ialah bangunan suci bersifat Hindu-Budha beraliran Siwa. Baik itu tempat pemujaan untuk leluhur berupa candi sampai petirtaan atau kolam pemandian suci.

Berbicara petirtaan, tidak sedikit yang telah dikemas sebagai destinasi wisata sejarah. Meski begitu, sampai hari ini beberapa kolam pemandian purba itu masih menjadi tempat suci bagi masyarakat. Airnya digunakan untuk upacara ritual pada momen-momen tertentu.

Tak jarang di momen tertentu ada politisi maupun pejabat pemerintahan datang berkunjung ke kolam pemandian bersejarah tersebut. Untuk napak tilas atau pun menjalankan ritual demi kelancaran karirnya.

Sebagian masyarakat percaya air di kolam peninggalan kerajaan memiliki beragam khasiat. Untuk menyembuhkan penyakit maupun membua awet muda. Berikut ini adalah tiga pemandian di Malang yang memiliki nilai sejarah tinggi.

1. Petirtaan Watugede

Petirtaan Watugede atau sering juga disebut sebagai Petirtaan Ken Dedes, berada di Desa Watugede, Singosari, Kabupaten Malang. Terdapat mitos bila air di kolam purbakala ini memiliki banyak khasiat dan dapat membuat awet muda.

Air di petirtaan ini sendiri berasal dari sumber mata air alami yang ada di sisi timurnya, tepat di bawah Pohon Lo atau Ara (Ficus carica). Ada jaladwara (jalan air) yang mengalirkan mata air itu ke dalam dua buah kolam di sisi utara dan selatan.

Di kolam utara terdapat pancuran air dihias gambar laki-laki dan perempuan, sedangkan kolam selatan tanpa hiasan apapun. Diperkirakan kolam pemandian itu pada dahulu kala berada pada satu kompleks di dalam taman kerajaan.

Ada sebuah cerita terkait petirtaan ini. Konon, ketika Ken Arok masih mengabdi kepada Akuwu Tumapel Tunggul Ametung, di petirtaan inilah Arok pertama kali berjumpa Ken Dedes. Dalam Kitab Pararaton disebut nama Petirtaan Baboji, kolam pemandian khusus bagi Ken Dedes.

2. Petirtaan Ngawonggo

Tiga Kolam Pemandian Purba Peninggalan Kerajaan Hindu-Budha di Malang
Petirtaan Ngawonggo di Tajinan, Kabupaten Malang, diperkirakan peninggalan kerajaan Hindu-Budha pada abad ke 10 Masehi (kebudayaan.kemdikbud.go.id)  

Situs Petirtaan Ngawonggo terletak di antara aliran Sungai Kemanten dan saluran irigasi di Desa Ngawonggo, Tajinan, Kabupaten Malang. Petirtaan ini diperkirakan peninggalan arkeologis kerajaan Hindu-Budha abad 10 Masehi.

Situs purbakala ini diperkirakan peninggalan masa pada Mpu Sindok, Kerajaan Medang Kamulan atau Mataram Kuno periode Jawa Timur. Namanya disebut dengan petirtaan suci Kaswangga dalam Prasasti Wurandungan atau Prasasti Kanuruhan B berangka tahun 943 Masehi.

Petirtaan Ngawonggo terdiri dari tiga buah struktur kolam yang letaknya berjejer arah timur – barat, satu dinding berelief, dan dua buah fragmen arca. Menariknya, tiap struktur kolam tersebut terdiri dari dua buah kolam yang dipisah sekat dinding batu padas dengan pahatan relief.

Petirtaan Ngawonggo telah dikemas wisata edukasi oleh Kelompok Sadar Wisata desa setempat. Ada warung kuliner berkonsep tradisional diberi nama Tomboan Ngawonggo. Tamu bakal diberi suguhan wedang, jajanan hingga makanan utama (nasi empok, urap, lodeh, botok).

3. Telaga Wendit

Taman Wisata Wendit
Taman Wisata Wendit di Desa Mangliawan, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang, Jawa Timur. (Liputan6.com/Zainul Arifin)

Kolam Wendit dikelilingi sejumlah pohon berusia ratusan tahun serta menjadi habitat bagi monyet ekor panjang (Macaca fascicularis). Di pemandian ini ada sumber bernama Sendang Widodaren yang disucikan masyarakat adat Tengger, di dalamnya juga terdapat sejumlah artefak kuno.

Hayam Wuruk, Raja Majapahit pernah berkunjung ke telaga purba ini sepulang dari lawatan ziarah ke Candi Kidal dan Candi Jago. Raja yang memimpin Majapahit mencapai masa keemasannya ini singgah dengan maksud ganda yakni pelesir bersama selirnya sekaligus ritual.

Beberapa arkeolog meyakini kolam Wendit merupakan telaga purba sekaligus petirtaan suci bernama kuno Bureng sebagaimana disebut dalam Kitab Negarakertagama. Sebuah telaga indah dengan warna air kebiruan yang di dalamnya terdapat bangunan suci.

Kolam purba yang terletak di Desa Mangliawan, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang, ini kemudian dikelola sebagai Taman Wisata Air Wendit. Sayang kini kondisinya tak terurus dan tutup sementara dari kegiatan pariwisata.

 

Infografis 6 Desa Wisata yang Wajib Dikunjungi
Infografis 6 Desa Wisata yang Wajib Dikunjungi (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya