Jepang Dukung Banyuwangi Kembangkan Teknologi AI untuk Manajemen Jalan

MLIT telah studi ke Banyuwangi sejak tahun lalu karena tertarik dengan pengembangan Smart Kampung Banyuwangi. Selama studi di Banyuwangi, MLIT tertarik untuk mendukung pengembangan teknologi manajemen pemeliharaan jalan.

oleh Hermawan Arifianto diperbarui 10 Feb 2023, 00:07 WIB
Diterbitkan 10 Feb 2023, 00:07 WIB
Direktur Proyek Pacific Consultants Hidetoshi Tamaoka memberikan pejelasan kepada Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani terkait pengembangan teknologi Al untuk manajemen jalan. (Istimewa)
Direktur Proyek Pacific Consultants Hidetoshi Tamaoka memberikan pejelasan kepada Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani terkait pengembangan teknologi Al untuk manajemen jalan. (Istimewa)

 

Liputan6.com, Banyuwangi - Pemerintah Jepang membantu pengembangan teknologi infrastruktur Road Manager (manajemen infrastruktur jalan) di Banyuwangi.

Hal itu disampaikan Direktur Proyek Pacific Consultants Kementerian Agraria, Infrastruktur, Transportasi, dan Pariwisata atau Ministry of Land, Infrastructure, Transport and Tourism (MLIT), Hidetoshi Tamaoka selaku konsultan dari MLIT saat bertemu dengan Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani. 

MLIT telah studi ke Banyuwangi sejak tahun lalu karena tertarik dengan pengembangan Smart Kampung Banyuwangi. Selama studi di Banyuwangi, MLIT tertarik untuk mendukung pengembangan teknologi manajemen pemeliharaan jalan.  

"Terima kasih kepada pemerintah Jepang dan Kementerian Dalam Negeri yang turut memfasilitasi kerjasama ini. Hal ini akan sangat membantu kami dalam penataan dan pemantauan kondisi jalan di Banyuwangi," kata Ipuk, Kamis (9/2/2023).

Road Manager merupakan teknologi menganalisis dan melakukan pengecekan jalan secara cepat melalui alat yang dipasang khusus pada armada yang digunakan untuk pengecekan jalan.

Selama ini pemantauan jalan dilakukan secara manual dengan dibantu petugas yang keliling melakukan pengecekan kondisi jalan.

"Dengan Road Manager ini, sangat membantu dalam pemantauan jalan mengingat panjang jalan di wilayah Banyuwangi merupakan yang terpanjang di Jawa Timur, dengan panjang jalan mencapai hampir 3.000 kilometer. Ini akan membuat efisien kerja pemantauan jalan, baik dari sisi waktu maupun biaya " jelas Ipuk.

Penerapan sistem monitoring dengan memanfaatkan teknologi AI (artificial intellegence) ini telah diujicobakan di sejumlah ruas jalan Banyuwangi oleh tim dari Jepang.

“Kami ingin memanfaatkan teknologi yang ada di Jepang untuk mensupport Banyuwangi. Tentu disesuaikan dengan kondisi yang ada di sini. Nanti kita akan terus melakukan perbaikan, dengan menyesuaikan kondisi yang ada di Banyuwangi,” kata Hidetoshi Tamaoka.

 

Program Bike Sharing

Selain itu, pemerintah negeri Sakura tersebut juga akan membantu Banyuwangi dalam pengembangan program Bike Sharing. Bike Sharing merupakan konsep penggunaan sepeda oleh masyarakat dengan menyewa di stasiun bike sharing. Bike sharing bertujuan agar warga menjadikan sepeda sebagai transportasi utama.

“Kami juga sudah menggelar workshop sekaligus menjajal rute bersepeda di wilayah Banyuwangi. Juga bertemu langsung dengan para stakeholder komunitas pesepeda untuk memetakan rutenya,” kata Tamaoka.

Rute yang diujicobakan adalah rute keliling kota dan rute di seputar Desa Sukojati, Kecamatan Kabat. Mereka mengaku sangat tertarik dengan rute yang ditawarkan Banyuwangi, khususnya yang di Desa Sukojati.

“Sangat menarik, karena spot-spot pemberhentiannya menawarkan kekhasan lokal. Ada lokasi home industri batik, industri rumahan krupuk dan gula aren, juga sawah-sawah yang terbentang. Ini sangat diminati pelancong,” kata Tamaoka.

Infografis Naruhito Kaisar Baru Jepang
Infografis Naruhito Kaisar Baru Jepang. (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya