Liputan6.com, Surabaya - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menekankan pentingnya peran bidan dalam upaya pencegahan stunting pada seribu pertama kehidupan anak.
Menurutnya, bidan merupakan sosok yang berada di garda terdepan yang dapat memberikan pendampingan, pengetahuan dan dukungan kepada para ibu sejak kehamilan hingga bayi berusia lima tahun.
Baca Juga
"Ada tugas besar yang harus kita tuntaskan. Harus terbangun sinergi yang sangat bagus antar berbagai pihak. Bidan berada di posisi yang tepat untuk mengemban peran ini," ujarnya, ditulis Senin (13/2/2023).
Advertisement
Khofifah mengungkapkan, prevalensi stunting di Jawa Timur butuh percepatan untuk mencapai target 14 persen di tahun 2024. Diketahui, berdasarkan data Suvei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022, saat ini tingkat stunting Jatim berada di angka 19,2 persen.
Apalagi, lanjut Khofifah, dalam Strategi Nasional Percepatan Pencegahan Stunting, sasaran prioritas upaya percepatan pencegahan stunting menyasar kelompok prioritas yang mencakup ibu hamil, ibu menyusui, dan anak berusia 0-23 bulan, atau disebut rumah tangga 1.000 Hari Pasca Kelahiran (HPK).
"Kelompok ini secara rutin bertemu dengan para bidan untuk memantau kesehatan sang anak," ucap Khofifah saat memberikan pengarahan dalam program Edukasi dan Pemberian ASI Eksklusif di 1.000 Hari Pertama Kehidupan bagi ibu hamil, ibu menyusui dan para bidan.
Karenanya, Gubernur perempuan pertama Jatim itu menekankan efektifnya intervensi para bidan dalam menurunkan angka stunting, hingga mencapai target Presiden Republik Indonesia yaitu 14 persen pada tahun 2024.
"Di tiap kegiatan kami, Pemprov Jatim seringkali mengundang ibu hamil dan anak-anak untuk menerima penyuluhan dan bantuan gizi. Kami juga selalu menekankan pentingnya gizi seimbang bagi anak-anak. Angka 14 persen ini bukan sekedar target, tapi menentukan masa depan bangsa," ujar Khofifah.
Dukungan Dexa
Presiden Direktur PT Dexa Medica Bapak V Hery Sutanto menambahkan, Dexa Group komitmen untuk berperan aktif mendukung percepatan penanganan stunting dinIndonesia.
“Dexa Group dan Argon Group, bersama platform Teman Bumil, platform untuk ibu hamil, bergotong royong untuk menangani stunting dan harus dipangkas untuk melahirkan manusia Indonesia yang unggul,” ucapnya.
Hery menyebut, WHO menetapkan standar prevalensi stunting maksimal 20 persen. Untuk itu Dexa Group berkomitmen untuk terus membantu pemerintah dalam upaya menurunkan prevalensi stunting di Indonesia.
“Kami dari Dexa Group bekerjasama dengan BKKBN untuk melakukan program edukasi pengawalan pendampingan diberbagai kota. Dukungan stakeholder swasta sangat diperlukan," ujarnya.
Advertisement