Liputan6.com, Banyuwangi - Sebanyak 77 penyair dan sastrawan dari dalam maupun luar Banyuwangi yang tergabung dalam Obor Sastra meluncurkan buku antologi Puisi "Sulur Kembang Sritanjung" di Pendopo Sabha Swagatha Banyuwangi.
"Sastra merupakan salah satu cara untuk menumbuhkan budaya literasi dengan lebih mudah. Budaya membaca akan lebih mudah ditumbuhkan lewat karya sastra," kata Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, saat launching, Senin (8/5/2023).
Ipuk berharap para penyair dan sastrawan yang tergabung dalam Obor Sastra bisa menularkan ilmu dan pengetahuan pada anak-anak muda Banyuwangi, untuk mengembangkan potensi dirinya dalam kesusastraan.
Advertisement
Pendiri Obor Sastra Halimah Munawir mengatakan sebanyak 77 penyair dan sastrawan ikut andil dalam pembuatan buku antologi puisi "Sulur Kembang Sritanjung".
"Menyadur cerita rakyat dalam bentuk novel maupun cerita pendek sudah banyak dilakukan, namun jarang sekali dengan puisi. Melalui buku ini kami berusaha potret budaya banyuwangi dengan puisi, sehingga pembaca bisa meresapi nilainya karena puisi itu sendiri mengandung seluruh unsur sastra di dalam penulisannya," ujar Halimah.
Sulur Kembang Sritanjung merupakan potret budaya Banyuwangi yang terbingkai dalam buku antologi dengan sudut pandang khasanah budaya dalam bentuk puisi. Dalam acara ini juga digelar bedah buku oleh para budayawan Banyuwangi.
Sulur Kembang Sritanjung Potret Budaya Banyuwangi
Ketua Dewan Kesenian Blambangan (DKB) Hasan Basri mengapresiasi Obor Sastra dan launching buku antologi puisi Sulur Kembang Sritanjung.
”Ini merupakan salah satu upaya agar budaya literasi dan sastra menjadi perhatian. Hal itu dibuktikan dengan konsistensi Banyuwangi dalam menggelar event tentang literasi sastra, itu adalah hal yang sangat baik. Selain Festival Sastra juga melalui event-event semacam ini,” katanya.
Advertisement