Mbah Soleh, Tukang Pijat Tunanetra Asal Magetan Berangkat Haji Usai Menabung 12 Tahun

Mohammad Soleh (77), seorang tukang pijat tunanetra asal Magetan, Jawa Timur, menjadi salah satu jemaah calon haji yang akan berangkat ke Tanah Suci. Dia bersama sang istri, Putinah, akan berangkat dari Asrama Haji Embarkasi Surabaya.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 31 Mei 2023, 16:17 WIB
Diterbitkan 31 Mei 2023, 15:07 WIB
Jemaah calon haji asal Magetan Mbah Soleh. (Istimewa)
Jemaah calon haji asal Magetan Mbah Soleh. (Istimewa)

Liputan6.com, Magetan - Mohammad Soleh (77), seorang tukang pijat tunanetra asal Magetan, Jawa Timur, menjadi salah satu jemaah calon haji yang akan berangkat ke Tanah Suci. Dia bersama sang istri, Putinah, akan berangkat dari Asrama Haji Embarkasi Surabaya.

Lansia yang akrab disapa Mbah Soleh ini mengaku sudah mengumpulkan uang untuk naik haji sejak 2011 silam. Saat itu dia bertekad mewujudkan cita-cita mulia itu, sejak keempat anaknya masih duduk di bangku sekolah.

"Saat anak-anak masih sekolah, muncul niat kalau anak-anak sudah lulus kuliah, dan jika tanah yang saya punya masih ada, saya akan menjualnya untuk daftar haji," ujarnya, Selasa (30/5/2023).

Bukanlah hal yang mudah bagi mbah Soleh bersama istrinya. Mereka berdua harus hidup sederhana dan serba minimalis dengan pekerjaan yang dimiliki. 

Uang hasil kerjanya dibagi untuk mencukupi biaya sekolah anak, makan, dan hidup sehari-hari. Namun, sebelum digunakan untuk keperluan sehari-hari, beberapa persen dari uang tersebut disisihkan dan ditabung.

"Semuanya saat itu masih berjalan normal, lancar. Namun, keadaan berubah setelah saya terkena musibah, mata saya cacat permanen," ujarnya.

Mbah Soleh ternyata memang bukan tuna netra sejak lahir. Pada 1977 atau 46 tahun lalu, kata Mbah Soleh, dirinya tengah mengecek baterai miliknya masih berfungsi dengan baik atau tidak.

"Saya kemudian menempelkan bola lampu, mungkin ada kabelnya yang salah, tiba-tiba meledak dan terkena kedua mata hingga akhirnya sampai saat ini saya tidak bisa melihat lagi," katanya.

Setelah matanya cacat permanen, mbah Soleh yang sebelumnya bekerja sebagai petani tidak bisa bekerja lagi. Sang istri pun, mbah Putinah dengan terpaksa harus menjadi tulang punggung untuk menafkahi keluarganya.

"Saya bekerja serabutan seadanya mulai dari bertani hingga buruh pabrik tebu. Pokok ada pekerjaan halal saya mau, yang penting dapat uang untuk biaya kebutuhan," kenangnya.

Umrah di 2022

Petugas yang tergabung dalam tim Penanganan Krisis dan Pertolongan Pertama Pada Jemaah Haji (PKP3JH) sedang menangani jemaah haji yang membutuhkan pertolongan. (Nafiysul Qodar/Liputan6.com)
Petugas yang tergabung dalam tim Penanganan Krisis dan Pertolongan Pertama Pada Jemaah Haji (PKP3JH) sedang menangani jemaah haji yang membutuhkan pertolongan. (Nafiysul Qodar/Liputan6.com)

Setelah sekian lama tidak bekerja, Mbah Soleh mendapat kesempatan belajar memijat. Berbekal ilmu memijat, Mbah Soleh sering mendapat panggilan untuk memijat.

"Kalau pijat capek biasa, saya tidak melayani. Saya memijat pasien yang sakit seperti panas, batuk-batuk dan sejenisnya," ujarnya.

Di usianya yang sudah uzur ini pun, Mbah Soleh masih mampu memijat pasien-pasiennya. Karena banyak orang yang minta tolong untuk memijat, Mbah Soleh akhirnya bisa membiayai anak-anaknya kuliah, bahkan membeli tanah.

Mbah Soleh mengaku keberangkatannya ke Tanah Suci Sempat tertunda dua tahun, dampak pandemi Covid-19. Alhamdulillah, Mbah Soleh bersama istri akhirnya bisa berangkat ke Tanah Suci tahun 2023 ini.

"November 2022 tahun lalu, saya dan istri berkesempatan berangkat umrah atas bantuan anak-anak. Tak disangka pada Mei 2023 ini, saya berangkat lagi ke Tanah Suci untuk berhaji. Jadi dalam waktu enam bulan ini saya ke Tanah Suci dua kali," ujarnya.

Infografis Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji 2022 per Jemaah
Infografis Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji 2022 per Jemaah (Liputan6.com/Trie Yas)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya