Liputan6.com, Lumajang - Gunung Semerudi Perbatasan Lumajang dan Kabupaten Malang, hingga saat ini masih berstatus Siaga atau level III. Gunung yang mempunyai ketinggain 3.676 meter dari permukaan laut (mdpl) itu masih terus mengalami gempa erupsi atau letusan setiap harinya.
Menurut Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru di Gunung Sawur Yadi Yuliandi, Gunung Semeru pada periode Minggu pukul 00.000-06.00 Wib telah mengalami lima kali gempa erupsi.
Baca Juga
“Ada lima kali gempa letusan dengan amplitude 10-20 mm dengan lama gempa 52-101 detik," ujarnya, Senin (19/6/2023).
Advertisement
Sedangkan untuk periode pengamatan enam jam berikutnya pada pukul 06.00-12.00 Wib terekam tujuh kali gempa erupsi dengan amplitude 14-22 mm dan lama gempa 67-96 detik.
Selain gempa erupsi, Gunung Tertinggi di Pulau Jawa ini juga mengalami gempa guguran, gempa vulkanik, dan gempa tektonik lokal.
BPBD Lumajang mengimbau agar masyarakat mematuhi rekomendasi yang telah ditetapkan oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Masyarakat dilarang melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh 13 km dari puncak erupsi.
Selain itu di luar jarak tersebut, masyarakat juga tidak boleh melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai di sepanjang Besuk Kobokan, karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 Km dari puncak.
Tidak Beraktivitas 5 Km Dari Kawah Puncak
Masyarakat di lereng Semeru juga diimbau tidak beraktivitas dalam radius 5 Km dari kawah atau puncak Gunung Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu pijar.
Mayasrakat juga diminta untuk mewaspadai potensi Awan Pnas Guguran (APG), Guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai- sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.
Advertisement