Kasus Seragam Mahal SMA di Tulungagung, Dindik Jatim: Bebas Beli di Mana Saja, Tidak Beli Juga Tidak Masalah

Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Jatim, Aries Agung Paewai menerjunkan tim untuk menelusuri adanya penjualan seragam SMA yang dibandrol hingga Rp 2,3 juta oleh sekolah SMA di Tulungagung.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 24 Jul 2023, 10:03 WIB
Diterbitkan 24 Jul 2023, 10:03 WIB
Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Jatim, Aries Agung Paewai. (Dian Kurniawan/Liputan6.com)
Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Jatim, Aries Agung Paewai. (Dian Kurniawan/Liputan6.com)

Liputan6.com, Surabaya - Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Jatim, Aries Agung Paewai menerjunkan tim untuk menelusuri adanya penjualan seragam SMA yang dibandrol hingga Rp 2,3 juta oleh sekolah SMA di Tulungagung.

Gerak cepat ini menanggapi laporan wali murid yang mengeluh terkait mahalnya harga seragam SMA. Harga tersebut untuk mendapatkan tiga jenis kain seragam dan atribut sekolah.

"Kami tidak pernah menentukan harga seragam sekolah. Apalagi mengarahkan untuk membeli seragam sekolah tertentu. Dinas Pendidikan sudah menegaskan bahwa siswa dan orang tua siswa bebas membeli seragam dimana saja yamg meraka inginkan bahkan tidak belipun tidak apa-apa bisa menggunakan pakaian sekolah yang masih layak kalau tidak mampu," ujarnya, ditulis Senin (24/7/2023).

Pihaknya saat ini sedang menurunkan tim untuk mengidentifikasi duduk persoalannya. Bahkan, penentuan harga seragam dikembalikan pada masing-masing koperasi siswa. Sebab, yang mempunyai kewenangan dalam penjualan seragam sekolah adalah koperasi.

Aries menagaskan bahwa seragam sekolah bukan menjadi ranah Dindik Jatim. Lebih detail, Dindik Jatim hanya mengatur soal kebijakan dan program untuk peningkatan kualitas pendidikan.

"Tidak pernah Dinas Pendidikan menentukan terkait harga kain seragam apalagi menentukan kain seragam. Kami tidak mengurus. Terkait seragam sekolah itu bukan ranah dinas pendidikan. Kami mengatur terkait pendidikan dan sekolah. Sedangkan seragam itu menjadi kewenangan siswa dan orang tua siswa," ucapnya.

Jika ada tuduhan, lanjut Aries, pihaknya meminta masyarakat untuk melampirkan buktinya, dan akan segera ditindak jika ada oknum Dindik Jatim yang melakukan itu. Mengingat hal tersebut bukan menjadi kewenangan Dindik Jatim.

"Sudah saya tekankan kami akan identifikasi langsung kesana (dan sedang kami lakukam). kalau benar maka kepala sekolah dan yang terlibat kami evaluasi bahkan kami akan berikan sanksi," ujarnya.


Viral di Tulungagung

Twitter Sekolah - Seragam
Harga atribut di suatu sekolah Indonesia mulai dari seragam sampai jilbab yang terbilang mahal. (dok. Tangkapan layar Twitter @convomf/https://twitter.com/convomf/status/1682404118105817090?t=UasI3EUJ52YKszS9XlmFwA&s=19/Farel Gerald)

Sebelumnya, viral seorang walilmurid mengeluhkan mahalnya harga seragam di sekolah SMA di Tulungagung yang harganya mencapai total Rp 2,3 juta untuk 10 jenis seragam dan berbagai atributnya.

10 jenis seragam sekolah itu adalah putih abu-abu, Pramuka, batik, khas, jas almamater, kaus olahraga, ikat pinggang, tas, atribut dan jilbab bagi siswi muslim yang berjilbab. 

Namun jika dihitung, harga satu setel seragam putih abu-abu dari sekolah itu harganya masih jauh lebih tinggi dari harga satu setel seragam sekolah termahal di pasaran. Terlebih, harga tersebut tersebut masih berupa bahan, belum ongkos menjahit yang harus ditanggung juga nantinya.

Infografis Larangan Siswa Bawa Lato-Lato ke Sekolah di Bandung. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Larangan Siswa Bawa Lato-Lato ke Sekolah di Bandung. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya