TPS Songgon Banyuwangi Siap Operasi September, Bisa Tampung Sampah 84 Ton Per Hari

Pembangunan Tempat Pembuangan Sampah Terpadu Reduce Reuse Recycle (TPS 3R) di Desa Balak, Kecamatan Songgon sudah mencapai 99 persen. TPS berkapasitas 84 ton per hari tersebut dijadwalkan bakal segera beroperasi penuh pada September 2023 mendatang.

oleh Hermawan Arifianto diperbarui 29 Agu 2023, 18:03 WIB
Diterbitkan 29 Agu 2023, 18:03 WIB
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani meninjau pengelolaan sampah di Tempat Pembuangan Sampah Terpadu Reduce Reuse Recycle (TPS 3R) di Desa Balak, Kecamatan Songgon, Banyuwangi (Istimewa)
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani meninjau pengelolaan sampah di Tempat Pembuangan Sampah Terpadu Reduce Reuse Recycle (TPS 3R) di Desa Balak, Kecamatan Songgon, Banyuwangi (Istimewa)

Liputan6.com, Banyuwangi - Pembangunan Tempat Pembuangan Sampah Terpadu Reduce Reuse Recycle (TPS 3R) di Desa Balak, Kecamatan Songgon Banyuwangi, sudah mencapai 99 persen. TPS berkapasitas 84 ton per hari tersebut dijadwalkan bakal segera beroperasi penuh pada September 2023.  

“Alhamdulillah progres konstruksi sudah mencapai 99,9 persen. Insya Allah akan segera beroperasi,” kata Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, saat meninjau lokasi TPS 3R Balak, Selasa (29/8/2023).

TPST ini merupakan pelaksanaan program Banyuwangi Hijau, sebagai upaya pengendalian sampah, khususnya plastik dengan memilah sampah langsung dari rumah tangga.

TPS ini dibangun di atas lahan seluas 1,5 hektare di Desa Balak, Kecamatan Songgon, yang nantinya akan menjangkau 33 desa di 6 kecamatan. Yakni Songgon, Rogojampi, Kabat, Sempu, Genteng, dan Singojuruh.  

TPS memiliki kapasitas mengolah sampah hingga 84 ton per hari, atau diperkirakan mampu memproses sampah yang dihasilkan oleh 250 ribu populasi atau sekitar 54 ribu rumah tangga per harinya.

Ipuk berharap, hadirnya TPS Songgon ini bisa menjadi solusi masalah persampahan sekaligus menjadi stimulus penggerak ekonomi warga.

“TPS ini harapannya bisa menyerap banyak tenaga kerja. Sehingga warga bisa ikut mendapatkan manfaat dari kehadirannya,” ujar Ipuk.

"Namun tetap yang paling penting terhadap masalah sampah adalah bagaimana kita bijak memproduksi sampah," imbuhnya.

Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup Dwi Handayani menjelaskan untuk mendukung program ini, pemkab melibatkan pemerintahan desa terkait pemanfaatannya. 

"Semua desa yang terlibat, dilakukan konsolidasi dulu dengan warga lalu tanda tangan komitmen untuk menjalankan program. Karena ini menyangkut apa-apa saja yang perlu disiapkan desa. Lalu desa akan mengeluarkan Perdes pengolahan dan pungutan sampah," jelas Handayani. 

Sementara Project Manager Banyuwangi Hijau, Steven Sujoto, menjelaskan pembangunan konstruksi TPS 3R Balak ditargetkan rampung pada September 2023.

“Seluruh bangunan utama sudah rampung. Saat ini kita tinggal menyelesaikan pembangunan konveyor yang terhubung dengan area komposting. Target minggu pertama September sudah rampung,” ungkapnya.

Lakukan Uji Coba 400 KK Dilayani Pengelolaan Sampah

Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani meninjau pengelolaan sampah di Tempat Pembuangan Sampah Terpadu Reduce Reuse Recycle (TPS 3R) di Desa Balak, Kecamatan Songgon, Banyuwangi (Istimewa)
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani meninjau pengelolaan sampah di Tempat Pembuangan Sampah Terpadu Reduce Reuse Recycle (TPS 3R) di Desa Balak, Kecamatan Songgon, Banyuwangi (Istimewa)

Meski belum resmi beroperasi, imbuh Steven, sejak 7 Agustus lalu TPS 3R Balak sudah melakukan uji coba. Sedikitnya sudah ada 400 keluarga di Desa Balak yang telah dilayani pengelolaan sampahnya.

“Saat ini baru Desa Balak yang kami layani. Rencananya awal September kami akan perluas lagi ke Desa Singolatren dengan sasaran 400 keluarga. Begitu seterusnya, sehingga akhir tahun ini kami targetkan bisa menjangkau 28 desa dari total 33 desa yang akan dilayani,” kata Steven.

Steven menyebut, dalam proses operasional TPS Balak pihaknya akan banyak melibatkan warga sekitar. Di TPS ini nanti diproyeksikan ada 275 pekerja yang terlibat dalam pemilahan sampah.

Salah satu warga Desa Balak, Nur Aini mengaku senang dengan adanya program ini karena sampah rumah tangganya bisa terangkut. 

"Petugas TPS ambil sampahnya seminggu 3 kali. Selama ini kita timbun saja atau bakar, namun ada TPS ini sampahnya terangkut dan diolah. Saya lebih senang cara ini, meski harus ada bayar bulanan. Iurannya sangat ringan," kata Nur.

Bahaya Sampah Plastik di Laut
Infografis bahaya sampah plastik di laut. (dok. TKN PSL)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya