Temuan Difteri sampai Agustus 2023 di Kota Malang, 6 Kasus dan 1 Meninggal Dunia

Pemerintah Kota Malang menetapkan Kejadian Luar Biasa (KLB) difteri setelah ditemuan seorang pasien anak meninggal dunia karena difteri pada Juli lalu

oleh Zainul Arifin diperbarui 31 Agu 2023, 10:00 WIB
Diterbitkan 31 Agu 2023, 10:00 WIB
Ada Temuan Dua Kasus Difteri di Kedungkandang Kota Malang
Tenaga kesehatan Puskesmas Arjowinangun memberikan imunisasi difteri ke siswa di SD Model Kota Malang pada Selasa, 29 Agustus 2023. Imunisasi massal dilakukan menyusul temuan dua kasus di Kecamatan Kedungkandang (Liputan6.com/Zainul Arifin)

Liputan6.com, Malang - Dinas Kesehatan Kota Malang mencatat selama periode Januari – Agustus 2023 ini ditemukan enam kasus difteri dengan satu di antaranya meninggal dunia. Seluruh pasien yang terjangkit penyakit itu adalah anak-anak usia 1-15 tahun.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Malang, Husnul Muarif, mengatakan seluruh kasus difteri itu empat di antaranya temuan periode Januari – Juni. Dua kasus lagi ditemukan pada Juli yang seorang di antaranya anak berusia 8 tahun meninggal dunia pada 25 Juli lalu.

“Kasus tidak tersebar di semua kecamatan, pasiennya mayoritas anak usia 1-15 tahun. Kalau dua kasus terbaru itu ditemukan di Kecamatan Kedungkandang,” kata Husnul, Rabu (30/8/2023).

Pemerintah Kota Malang kemudian menetapkan Kejadian Luar Biasa (KLB) difteri setelah temuan kasus pasien meninggal dunia itu. Sejak awal Agustus kemudian dilaksanakan Outbreak Response Immunization (ORI) atau pemberian imunisasi massal terhadap anak usia 1-15 tahun.

Difteri disebabkan infeksi oleh bakteri Corynebacterium. Gejalanya berupa sakit tenggorokan, demam, dan terbentuknya lapisan di amandel dan tenggorokan. Dalam kasus yang parah, infeksi bisa menyebar ke organ tubuh lain seperti jantung dan sistem saraf.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kota Malang, Meifta Eti Wulandari, mengatakan penyakit ini sebenarnya bisa dicegah dengan pemberian imunisasi khususnya kepada anak-anak.

“Pasca pandemi membuat masyarakat masih khawatir ke fasilitas layanan kesehatan. Itu membuat program imunisasi tidak maksimal,” kata dia.

Menurut dia, sejak awal Agustus dilakukan ORI kepada seluruh anak usia 1-5 tahun di Kecamatan Kedungkandang agar wabah tidak menyebar. Serta agar tak terjadi lagi pasien meninggal dunia karena sakit difteri di Malang kota.

Prioritas Imunisasi

Infografis Indonesia Dilanda Difteri
Infografis Indonesia Dilanda Difteri

Sekarang sedang dilakukan imunisasi massal (ORI) terhadap 43.845 anak usia 1-15 tahun di 12 kelurahan di Kecamatan Kedungkandang. Imunisasi dilaksanakan oleh tiga puskesmas yakni Puskesmas Gribig, Arjowinangun dan Kedungkandang.

Husnul Muarif mengatakan pemberian imunisasi dilakukan lewat posyandu maupun datang langsung ke sekolah. Khusus ke siswa SD kelas 1, 2 dan 5 juga diberikan imunisasi difteri, pertussis dan tetanus (DPT).

“Jadi ini harus dipahami, untuk pencegahan maka semua harus terlibat menyukseskan ORI difteri ini,” kata dia.

Dinas Kesehatan bakal terus mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan imunisasi massal tersebut. Bila diketahui ada siswa yang tak hadir di sekolah atau ada anak yang belum ke posyandu, maka petugas kesehatan akan berkunjung ke rumahnya.

 

Infografis Jurus Menko Luhut Tangani Polusi Udara di Jabodetabek. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Jurus Menko Luhut Tangani Polusi Udara di Jabodetabek. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya