Ratusan Siswa SDN di Bangkalan Harus Belajar di Terpal Karena Lahan Sekolah Sengketa

Ratusan siswa Sekolah Dasar (SD) Negeri Lerpak 1 Kabupaten Bangkalan Madura, harus belalar di ruang terbuka menggunakan terpal karena lahan yang ditempati dalam status sengketa.

oleh Yusron Fahmi diperbarui 21 Sep 2023, 05:02 WIB
Diterbitkan 21 Sep 2023, 05:02 WIB
Ilustrasi siswa SD. (Liputan6.com/Faizal Fanani)
Ilustrasi siswa SD. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Surabaya - Ratusan siswa Sekolah Dasar (SD) Negeri Lerpak 1 Kabupaten Bangkalan Madura, harus belalar di ruang terbuka menggunakan terpal karena lahan yang ditempati dalam status sengketa.

"Sudah berlangsung tiga hari, siswa kami harus belajar secara terpisah, ada yang ditempatkan di halaman balai desa dan menumpang di rumah warga," kata Plt Kepala Sekolah SDN Lerpak 1 Kecamatan Geger, Joko Santoso, Rabu (20/9/2023), dikutip dari Antara.

Kegiatan belajar siswa terpaksa dilaksanakan di luar gedung sekolahnya, karena gedung yang dimiliki tidak diizinkan untuk ditempati oleh mantan kades setempat selaku ahli waris lahan.

Padahal, lanjut Joko, lahan sekolah itu sudah dihibahkan sejak 2000 silam. Proses hibah itu, dilakukan secara sah dengan menandatangani perjanjian hitam di atas putih.

"Beberapa hari lalu proses sertifikat mulai dilakukan, pengukuran dilakukan namun terhenti karena tidak diizinkan, lalu kami juga tidak di izinkan menempati sekolah," katanya.

Dampak dari larangan menempati gedung itu, siswa SD sempat diliburkan selama seminggu. Proses mediasi sudah dilakukan, namun tidak membuahkan.

"Sekarang kami tidak diperbolehkan menempati gedung, terusir dari sana, tapi tidak masalah siswa tetap antusias belajar meski menggunakan fasilitas seadanya," katanya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Upayakan Gedung Permanen

Sementara itu Ketua Dewan Pendidikan (DP) Bangkalan, Abdullah mengatakan akan segera melakukan upaya untuk memberikan fasilitas gedung semi permanen.

"Kita upayakan secepatnya untuk gedung semi permanen, sebelum akhirnya mendapat lahan baru untuk gedung permanen, karena untuk di merger juga tidak memungkinkan, jaraknya cukup jauh," katanya.

Proses pembelajaran, sudah tidak memungkinkan untuk kembali ke gedung yang semula, mengingat lahan yang berdekatan dengan ahli waris.

"Kami khawatir jika memaksa kembali, akan berdampak dengan psikologi siswa, takutnya di kemudian hari akan terulang kembali pengusiran," demikian Abdullah.

Infografis Skincare Lokal
Infografis Skincare Lokal. (Liputan6.com/Triyasni)  
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya