Liputan6.com, Malang - Hujan mulai mengguyur wilayah Kota Malang. Bencana hidrometeorologi seperti banjir pun mengancam. Sejauh ini telah dipetakan sedikitnya ada 11 titik rawan genangan dan banjir yang tersebar di empat kecamatan.
Lokasi rawan banjir di Malang kota yakni di Jalan Kedawung, Jalan Sunandar Priyo Sudarmo, Jalan Tenaga Utara, Kelurahan Purwantoro, Kelurahan Bareng, Jalan Ir Rais Gg 1, Jalan Galunggung, Jalan Gading Kasri, Jalan Sudimoro, Jalan Candi, Kelurahan Bandulan.
Pejabat Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat, mengatakan titik genangan dan banjir yang telah dipetakan itu jadi perhatian serius. Mitigasi bencana pun telah disiapkan oleh pemerintah kota sejak jauh hari, namun kondisi di lapangan bakal selalu dipantau.
Advertisement
“Ada beberapa titik genangan yang surutnya perlu waktu satu sampai dua jam, kalau lebih lama lagi itu harus pantau,” kata Wahyu di Malang, Senin (6/11/2023) kemarin.
Menurut dia, bila lebih dari tiga jam genangan belum juga surut berarti kapasitas sarana prasarana seperti drainase tidak mampu menampung volume air. Hal itu jadi perhatian serius untuk segera dilakukan penanganan.
Pemkot Malang telah menyiapkan masterplan drainase pada 2022 yang diklaim disusun komprehensif termasuk memperhitungkan potensi volume air dan curah. Pada tahun itu juga dianggarkan lebih dari Rp 42,8 miliar untuk menggarap 67 titik drainase.
“Masterplan drainase ini tentunya sudah mengukur tingkat genangan bagaimana air bisa terlayani (mengalir ke saluran) dengan baik,” ujar Wahyu.
Namun Pemkot mengimbau masyarakat turut terlibat dalam upaya pencegahan banjir di Malang. Caranya, tidak membuang sampah sembarangan. Serta membersihkan endapan di saluran air di wilayah masing-masing.
Sistem Peringatan Dini
Kepala Pelaksana BPBD Kota Malang, Prayitno, mengatakan sampai dengan awal November 2023 ini sudah terpasang 13 early warning sistem (EWS) atau sistem peringatan dini di sejumlah titik dengan tiga titik di antaranya dipasang di aliran Sungai Brantas.
“Sementara ini (jumlah EWS) kami anggap sudah cukup optimal, terutama di aliran Sungai Brantas yang ketika terjadi banjir bisa merendam rumah warga,” ujar dia.
BPBD juga sudah memberikan sejumlah rekomendasi kepada instansi lain seperti Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPRPKP) Kota Malang. Salah satunya dengan mengoptimalkan drainase di sekitar titik banjir.
“Kemudian gerakan angkat sampah dan sedimen selalu ditingkatkan, harus ada kegiatan itu meskipun tidak ada hujan,” ujar dia.
Advertisement