Liputan6.com, Jakarta - KH Marzuki Mustamar mengaku tidak mengetahui pasti alasan dirinya dicopot sebagai Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jatim.
Dia membantah kalau disebut mendukung salah satu pasangan capres, yang diduga menjadi alasan pencopotan dirinya.
"Kami tidak tahu, karena memang dalam SK (Surat Keputusan) itu tidak disebutkan kesalahan saya apa. Paling-paling hanya berandai-andai atau menganalisa. Ceramah-ceramah saya sejak penetapan Pilpres itu, saya merasa belum pernah ceramah di depan publik 'pilihlah fulan," ungkap Kiai Marzuki Mustamar dikutip dari merdeka.com, Kamis (4/1/2023).
Advertisement
Ceramah itu dapat dicari di YouTube, dan keseluruhan pidatonya mengajak untuk bersikap netral sebagaimana instruksi dari Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).
"Semua (ceramah) mesti mengajak semua netral, dalam arti yang memilih Prabowo monggo, yang mau pilih Ganjar juga monggo, yang mau pilih Amin juga monggo. Itu PB NU kan instruksi netral, instruksi itu yang kami pegang," ungkapnya.
"Perkara ada satu atau dua orang ke sana, jangan kami dipaksa bersama dia ke sana, karena awal instruksinya supaya ngayomi semua. Hikmahnya pasca Pilpres, dakwah NU bisa masuk ke Golkar, bisa masuk ke PDI, bisa masuk ke mana-mana. Maka kebijakan kami pengurus struktural disuruh ngayomi semua. Saya kira itu sudah benar, dan itu yang kami lakukan," ujar Pimpinan Pondok Sabilur Rosyad Gasek Kota Malang ini.
Tetapi kendati dari partai merah di dalam koalisi itu punya tokoh muslim Tuan Guru Bajang (TGB), KH Hawa'ii dari Thoriqoh Qodriyah Nasahbandiyah, Gus Yasin Maemun Kader PPP serta Munjidah Wahab dari Tambakberas, Jombang.
Sehingga tidak perlu alergi dengan Ganjar, karena alasan berangkat dari Partai Merah. Sisi kurang Ganjar mungkin berkurang dengan bergabungnya PPP dalam koalisi tersebut. Â
Kiai Marzuki mengatakan, sosialisasi yang disampaikan kepada warga masyarakat bahwa ketiga Capres layak dipilih. Isi ceramah selama ini di antaranya menjelaskan tentang sosok Ganjar Pranowo, yang dikatakan merah, karena memang berangkat dari Partai Merah (PDIP).
Begitu pun dengan Prabowo Subianto, punya Gus Miftah, Habib Luthfi dan Gus Hasyib Tambakberas yang turut mengawal Capres Nomor dua.
"Kalau ingin bergabung dengan Amin (Anies - Muhaimin) juga dipersilakan," tegasnya.
Sorotan soal PKS
Soal keberadaan PKS, dalam ceramahnya KH Marzuki juga menyampaikan bahwa PKS sudah ikrar Pancasila. Sehingga tidak perlu terlalu khawatir di samping karena PKB dan Nasdem turut dalam koalisi tersebut.
Porsi PKB dan Nasdem lebih besar dibanding PKS dalam koalisi tersebut. Sehingga seandainya umat memilih Amin, aman NKRI, apalagi para Kyai dan Gus juga di koalisi tersebut.
"Jadi ceramah saya begitu. Bahwa ingin memahamkan pada umat kalau punya pilihan, harus bisa memahami orang yang punya pilihan lain. Sampai tak terangkan, terus kurang apa. Kalau sampeyan punya rumus (alasan memilih) lain monggo," ungkapnya.
KH Marzuki mengaku berusaha mengayomi semuanya dan tidak peduli bergabung di koalisi mana. Ia pernah diundang dan datang di HUT Golkar di Tuban, bertemu dengan Gus Miftah dan Habib Luthfi di beberapa kesempatan.
Dirinya juga datang saat diminta memimpin tahlil saat Muhaimin Iskandar ziarah Sunan Ampel. Pintunya juga terbuka saat urusan para Tim Sukses datang ke pondoknya.
"Kami tidak tahu juga, apakah surat (pemecatan) itu turun karena saya dianggap kurang mengayomi," ungkapnya bertanya.
KH Marzuki mengaku tidak mengetahui alasan pemecatannya, apalagi dalam surat tidak dicantumkan dirinya dipecat karena perbuatan atau sebuah kesalahan tertentu. Ia juga tidak pernah dimintai klarifikasi (tabayyun) atas usulan pemberhentian Dewan Syuriah, sebelum diputuskan oleh PB NU.
Advertisement
Penjelasan Gus Ipul
Sekretaris Jenderal PBNU Saifullah Yusuf atau Gus Ipul memastikan surat pemberhentian Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Timur (PWNU Jatim) KH Marzuki Mustamar telah dikirim pada 28 Desember 2023.Â
"Pemberhentian kami putuskan melalui proses panjang menindaklanjuti usulan dari Rois Syuriah PWNU Jatim," katanya, di Surabaya, Kamis malam (28/12/2023) dikutip dari Antara.
Gus Ipul, sapaan akrabnya, menegaskan, pemberhentian Pengasuh Pondok Pesantren Sabilurrosyad Gasek, Kota Malang, itu dari jabatan Ketua PWNU Jatim bukan disebabkan beda pilihan Calon Presiden terkait Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.Â
"Pemberhentian disebabkan sejumlah masalah internal NU yang tidak terkendali. Tidak ada hubungannya sama sekali dengan masalah politik," ujarnya.Â
Gus Ipul mencontohkan, salah satunya KH Marzuki Mustamar sebagai Ketua PWNU Jatim dinilai tidak mampu menyelesaikan permasalahan di Pengurus Cabang NU Kabupaten Jombang.Â
"Di Pengurus Cabang NU Kabupaten Jombang itu penyelesaiannya berlarut-larut sampai ke pengadilan karena PWNU tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Kita melihat tanggung jawab yang kurang dari PWNU Jatim," katanya. Â
Gus Ipul menyebut ada beberapa masalah internal lainnya yang dinilai tidak bisa diselesaikan oleh PWNU Jatim.  Â
Menurutnya, pemberhentian atau penggantian pengurus demi penegakan aturan dalam sebuah organisasi merupakan hal yang biasa sehingga tidak perlu dibesar-besarkan.Â
"Kita tetap menghargai dan menghormat semua pengabdian yang telah diberikan KH Marzuki Mustamar selama menjabat Ketua PWNU Jatim. Penggantinya nanti akan melalui Rapat Pleno Syuriah dan Tanfidzyah PWNU Jatim," ujarnya.Â
Â