Senyum Emak-Emak Warga Bawean Gresik Warnai Duka Dampak Gempa Tuban, Rumah dan Dinding Masjid Rusak

Senyum emak-emak warga Dusun Pasir Panjang, Desa Kepuh Teluk, Kecamatan Tambak, Bawean, Gresik, masih terpancar pasca gempa di Kabupaten Tuban, Jawa Timur.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 23 Mar 2024, 20:03 WIB
Diterbitkan 23 Mar 2024, 20:03 WIB
Emak-emak di Bawean nampak tersenyum saat bicara dengan kerabatnya melalui handphone. (Istimewa)
Emak-emak di Bawean nampak tersenyum saat bicara dengan kerabatnya melalui handphone. (Istimewa)

Liputan6.com, Bawean - Senyum emak-emak warga Dusun Pasir Panjang, Desa Kepuh Teluk, Kecamatan Tambak, Bawean, Gresik, masih terpancar pasca gempa di Kabupaten Tuban, Jawa Timur.

Dengan memegang handphone sambil tersenyum, mereka memilih tempat yang dirasa aman yaitu tidur-tiduran di depan masjid dan rumah warga setempat yang berada di daerah perbukitan.

Ahmad Muzayyin, warga Dusun Pasir Panjang, Desa Kepuh Teluk, Kecamatan Tambak, Bawean, mengaku tak mengungsi ke dataran tinggi. Ia bersama dengan warga lainnya memilih untuk mengungsi di tempat terbuka.

"Kami hanya mengungsi di tempat terbuka. Yang penting tidak di dalam bangunan," ujar Ahmad, Jumat (22/3/2024) malam.

Gempa di Kabupaten Tuban sangat dirasakan warga Pulau Bawean, Kabupaten Gresik. Infrastruktur dan sejumlah rumah rusak akibat gempa tersebut, mengingat titik gempa berada 40 km dari sebelah barat Pulau Bawean.

"Rumah saya retak beberapa saat setelah gempa," kata Halwiyati, warga Dusun Tanjung Anyar, Desa Lebak, Kecamatan Sangkapura, Bawean, Jumat (22/3/2024).

Demikian juga terjadi di Masjid As Sholihin Muhammadiyah di Desa Kotakusuma, Kecamatan Sangkapura, mengalami kerusakan. Beberapa dinding keramik retak, dan berjatuhan.

Warga setempat Kikin, mengatakan kerusakak di Masjid tersebut lantaran masjid sudah tidak difungsikan kembali.

"Masjid itu bangunan lama, dan sudah tidak digunakan salat dan tempat ibadah. Karena sudah ada pembangunan masjid yang baru," ujarnya

Gempa juga berdampak pada bangunan salah satu bank di Bawean. Ada keretakan dinding di ruang ATM. Beberapa warga juga berhamburan keluar rumah. Jendela sekolah SMAN Sangkapura juga mengalami kerusakan akibat gempa.

Beberapa barang-barang di toko di Pulau Bawean, juga berjatuhan dari etalase akibat gempa tersebut. Getaran gempa di Bawean membuat warga panik.

Lalu, di Desa Kumalasa, Kecamatan Sangkapura, Pulau Bawean. Seorang jamaah, mengalami luka-luka dampak gempa setelah salat jumat. Korban dijatuhi retakan keramik tiang masjid akibat gempa Tuban.

"Korban mengalami luka-luka di sekitar kepala. Kejadian sekitar pukul 12.34 WIB," kata Asep, warga setempat.

Sementara di Kecamatan Tambak, Pulau Bawean. Sebuah rumah mengalami kerusakan keretakan di Desa Telukjatidawang. "Gempa ini seperti suara pesawat lewat diatas rumah, gluduk-gludik begitu bunyinya,” kata Nur Toatillah, warga Desa Sukaoneng.

 

Waspada Hoaks, Gempa Tidak Berpotensi Tsunami

Bangunan di Tuban rusak akibat gempa. (Foto: BPBD Tuban)
Bangunan di Tuban rusak akibat gempa. (Foto: BPBD Tuban)

Sementara itu Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami, Daryono, mengatakan, gempa yang terjadi pada Jumat ini tidak berpotensi tsunami. Oleh karena itu, pihaknya meminta pada masyarakat agar tidak panik dan mempercayai kabar atau berita hoaks.

"Gempa tidak berpotensi tsunami. Untuk itu informasi yang benar hanya bersumber dari kami (BMKG) ya," ujarnya melalui zoom meeting BMKG.

Diketahui, Berdasarkan catatan Badan Meterorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika kelas II Pasuruan menyebutkan, telah terjadi gempa bumi di Laut Jawa dengan parameter OT: 11.22.45 wib Latitude :5,79 LS Longitude: 112,32 BTMagnitudo 6,0 dengan kedalaman:10 km.

Kepala Stasiun Geofisika kelas II Pasuruan, Rully Oktavia Hermawan mengatakan, gempa tersebut terjadi di laut 126 km Timur Laut Tuban. Gempa diakuinya dirasakan mulai dari Pulau Bawean, Gresik; Tuban.

Jepara, Lamongan, Bojonegoro, Surabaya, Kudus, Blora, Pekalongan, Nganjuk, Pacitan, Trenggalek, Tulungagung, Sidoarjo, Madiun, Pasuruan, Malang, Semarang, Yogyakarta, Banjarmasin, Sampit, dan Barito Kuala.

"Penyebab gempa, sesar lokal di Laut Jawa dengan mekanisme sumber pergerakan sesar geser (strike slip). Gempa tersebut tidak berpotensi Tsunami," katanya.

Dari catatan Badan Meterorologi, Klimatologi, dan Geofisika Stasiun Geofisika kelas II Pasuruan, terhitung hingga pukul 15.00 Wib, terjadi gempa susulan sebanyak 19 kali. Meski demikian, masyarakat diimbau untuk tetap tenang dan waspada terhadap gempa susulan yang masih mungkin terjadi.

"Kepada Masyarakat yang rumah atau bangunan yang rusak dan dirasakan tidak aman untuk tidak ditinggali terlebih dahulu antisipasi terjadi gempa susulan," pungkasnya.

INFOGRAFIS: Deretan Gempa Terbesar di Indonesia dalam 5 Tahun Terakhir (Liputan6.com / Abdillah)
INFOGRAFIS: Deretan Gempa Terbesar di Indonesia dalam 5 Tahun Terakhir (Liputan6.com / Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya