BBKK Surabaya: 69 Persen Kesehatan Jemaah Calon Haji Tergolong Berisiko Tinggi, Terbanyak Hipertensi

Kepala BBKK Surabaya Rosidi Roslan menjelaskan, Asrama Haji Embarkasi Surabaya per hari menangani keberangkatan sebanyak 1.800 lebih jamaah calon haji yang terbagi dalam lima kelompok terbang (kloter)

oleh Yusron Fahmi diperbarui 14 Mei 2024, 16:02 WIB
Diterbitkan 14 Mei 2024, 16:02 WIB
Petugas Layani Jemaah Haji Lansia
Jemaah haji Indonesia kelompok terbang (kloter) pertama terus berdatangan di Bandara Amir Mohammed bin Abdul Aziz (AMAA) Madinah, Rabu (24/5/2023). (Foto:Liputan6/Nafiysul Qodar)

Liputan6.com, Surabaya - Balai Besar Kekarantinaan Kesehatan (BBKK) Surabaya mengungkap masalah kesehatan yang banyak diderita jamaah calon haji berdasarkan keberangkatan dari Asrama Haji Embarkasi Surabaya selama tiga hari terakhir.

Kepala BBKK Surabaya Rosidi Roslan menjelaskan, Asrama Haji Embarkasi Surabaya per hari menangani keberangkatan sebanyak 1.800 lebih jamaah calon haji yang terbagi dalam lima kelompok terbang (kloter).

"Dari 1.800 lebih jamaah calon haji yang diberangkatkan dari Asrama Haji Embarkasi Surabaya setiap hari, rata-rata 69 persen kesehatannya tergolong berisiko tinggi," katanya, Selasa (14/5/2024).

Terdata paling banyak menderita hipertensi. Selain itu memiliki masalah gula, seperti mengidap penyakit kencing manis.

"Kemudian ada yang mengalami pembengkakan jantung. Tapi masih bisa kita toleransi untuk bisa mengikuti penerbangan ke tanah suci," ujarnya.

Tercatat hanya sekitar lima ratus jamaah per hari yang kesehatannya dinyatakan prima sehingga tidak perlu didampingi tenaga kesehatan selama menunaikan ibadah haji di tanah suci.

Rosidi memastikan, bagi seribu lebih jamaah yang setiap harinya terdeteksi kesehatannya berisiko tinggi, BBKK Surabaya memberikan pendampingan tenaga kesehatan sejak berada di Asrama Haji Embarkasi Surabaya.

"Di antaranya kami lakukan terapi, pemberian obat, serta mengupayakan agar dapat membagi waktu untuk beristirahat yang cukup," tuturnya.

Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Surabaya hingga malam ini telah memberangkatkan sebanyak 3.660 jamaah asal Kabupaten Bojonegoro, Lamongan, dan Gresik yang terbagi dalam 10 kloter.

 

Penyakit Anemia

374 Jemaah Haji Indonesia Embarkasi Kertajati Tiba di Madinah.
374 Jemaah Haji Indonesia Embarkasi Kertajati Tiba di Madinah. (Liputan6.com/Nafiysul Qodar)

Sementara terkonfirmasi terdapat dua jamaah asal Kabupaten Lamongan yang tergabung dalam kloter 7 yang mestinya berangkat ke Tanah Suci hari ini harus tertunda karena sakit.

Sekretaris PPIH Embarkasi Surabaya Abdul Haris menginformasikan salah satunya mengidap penyakit anemia yang masih membutuhkan perawatan.

"Satu lagi penyakitnya masih didiagnosis oleh tim dokter," katanya.

Haris menandaskan, dua orang yang sakit ini masing-masing memiliki pendamping. Sehingga yang tertunda keberangkatannya menjadi empat orang.

"Nantinya akan kami berangkatkan bersama kloter lain ketika direkomendasikan tim dokter yang menyatakan kesehatannya telah membaik," ucapnya.

Imbauan Kemenag ke Jemaah Haji

Jemaah Calhaj Embarkasi Solo
Sejumlah jemaah calon haji Embarkasi Solo sedang akan meninggalkan Asrama Haji Donohudan, Boyolali menuju Bandara Adi Soemarmo, Boyolali.(Liputan6/Fajar Abrori)

Kepala Biro Humas, Data, dan Informasi Kemenag RI Akhmad Fauzin mengimbau para jamaah haji, khususnya para lansia untuk tetap menjaga kesehatan dan menghindari aktivitas di luar ruangan, mengingat saat ini kondisi di Madinah sangat panas dengan suhu mencapai 39-40 derajat Celsius.

Akhmad juga mengimbau kepada jamaah calon haji lanjut usia untuk tidak memaksakan diri dalam melaksanakan ibadah sunah, serta jangan memaksakan diri jika kondisi fisik tidak memungkinkan untuk mengikuti shalat berjamaah di Masjid Nabawi.

"Salat berjamaah bisa ditunaikan di hotel untuk menghindari kelelahan," tambahnya.

Terkait peribadatan di Masjid Nabawi, Akhmad mengimbau kepada para jamaah calon haji untuk memperhatikan sejumlah hal, seperti mencatat nama dan nomor pemondokan sebelum berangkat ke Masjid. Kemudian, agar memberi tahu dan mencatat nomor kontak Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) di pemondokan serta mengenakan identitas pengenal, terutama gelang jamaah.

"Jangan tukar menukar gelang dengan jamaah lainnya," tegasnya.

Kemudian, Akhmad juga menganjurkan untuk pergi dan pulang dari dan ke Masjid Nabawi secara berkelompok, dan gunakan alas kaki dan kaus kaki untuk menghindari iritasi pada kaki.

"Jika kehilangan alas kaki, jangan paksakan diri pulang ke hotel tanpa sandal di siang hari, sebab jalanan yang dilalui sangat panas," ungkapnya.

Infografis Cara Dapatkan Asuransi Jiwa dan Kecelakaan Jemaah Haji Indonesia. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Cara Dapatkan Asuransi Jiwa dan Kecelakaan Jemaah Haji Indonesia. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya