Call for Papers, Kemenag Ajak Akademisi hingga Praktisi Berbagi Ide Kelola Masjid Ramah Lingkungan

Kamaruddin menekankan pentingnya pelestarian lingkungan sebagai kewajiban universal yang sejalan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) poin ke-13.

oleh Tim Regional diperbarui 08 Agu 2024, 06:02 WIB
Diterbitkan 08 Agu 2024, 05:52 WIB
Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam (Dirjen Bimas Islam) Kemenag, Kamaruddin Amin. (Istimewa)
Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam (Dirjen Bimas Islam) Kemenag, Kamaruddin Amin. (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam (Bimas Islam) Kementerian Agama (Kemenag) menggandeng Masjid Istiqlal Jakarta dan Masjid Raya Sheikh Zayed Solo, menggelar International Symposium on Innovative Masjid (ISIM) 2024.

Acara ini akan dihelat di Solo pada September mendatang dan diawali dengan Call for Papers.

Call for Papers ini mengundang akademisi, pemerhati, praktisi, dan penggerak masjid untuk berbagi gagasan dan pengalaman terkait pengelolaan masjid ramah lingkungan. Simposium bertema "Eco-friendly Mosque, Climate Change, and Future Generation" itu membahas peran agama dalam pelestarian lingkungan, praktik masjid ramah lingkungan, dan peran strategis rumah ibadah terhadap ekosistem hijau.

Dirjen Bimas Islam Kamaruddin Amin mengajak semua pihak untuk berpartisipasi.

"Saya mengajak akademisi, pemerhati, praktisi, dan penggerak masjid untuk berbagi ide dan pengalaman di forum ilmiah internasional ini. Praktik baik di satu masjid akan menginspirasi dan mendorong praktik serupa di tempat lain," ujar Kamaruddin, kepada wartawan di Jakarta, Rabu (7/8/2024).

Kamaruddin menekankan pentingnya pelestarian lingkungan sebagai kewajiban universal yang sejalan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) poin ke-13.

"Simposium ini sangat relevan dan strategis. Diskusi tentang konsep masjid ramah lingkungan akan meningkatkan kesadaran dan kontribusi terkait pelestarian lingkungan, serta membuktikan peran strategis agama dan tokoh agama dalam pencapaian SDGs," jelasnya.

Menurut Kamaruddin, transformasi dalam sudut pandang, keterampilan, dan infrastruktur masjid sangat penting untuk mengatasi tantangan lingkungan.

"Ekosistem masjid sangat potensial untuk menyebarkan misi pelestarian lingkungan dalam skala besar. Melalui pertukaran ide dan pengalaman dalam simposium ini, kita berharap dapat melahirkan inovasi dan praktik baik dalam pengembangan masjid ramah lingkungan," tambahnya.

Kesadaran akan Pentingnya Peran Agama

Simposium ini bertujuan memperkuat kesadaran akan pentingnya peran agama dan tokoh agama dalam pelestarian lingkungan dan menghadapi perubahan iklim, menawarkan inovasi dan praktik baik dalam pengembangan masjid ramah lingkungan, serta menemukan model pengembangan masjid ramah lingkungan dari berbagai sudut pandang.

Diharapkan, simposium ini dapat mewujudkan masjid ramah lingkungan dan menjadi contoh bagi masyarakat dalam menjaga kelestarian bumi.

Infografis: Masjid Indah dan Ikonik di Indonesia
Infografis: Masjid Indah dan Ikonik di Indonesia. (Triyasni/Liputan6.com)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya