Liputan6.com, Jakarta - Simpang siur terkait siapa dalang di balik peretasan Sony Pictures masih terus berlanjut. Terkini pemerintah Amerika Serikat (AS) dikabarkan masih sangat mencurigai keterlibatan Korea Utara (Korut) di dalamnya, meski Korut sudah dengan tegas membantah.
Di sisi lain, Kim Zetter, seorang jurnalis dari Wire Magazines menulis sebuah artikel yang mungkin dapat dijadikan pertimbangan sebelum pemerintah AS benar-benar menuduh Korut secara langsung.
Pada artikelnya Zetter mengungkapkan bahwa kelompok hacker diisi oleh individu-individu yang sangat pintar. Mereka tidak akan dengan mudah memberikan petunjuk bagi lawannya.Â
Walaupun FBI sudah menemukan beberapa indikasi yang mengarah pada Korut, seperti malware yang diprogram dengan bahasa Korea atau jenis malware yang sama dengan yang digunakan Korut untuk menyerang Korsel, namun hal-hal tersebut menurut Zetter bisa saja hanya hasil manipulasi hacker.
Zetter meyakini jika kelompok hacker yang menyerang Sony Pictures ini sama dengan kelompok-kelompok hacker lainnya yang menyasar perusahaan besar. Kelompok hacker seperti ini mengejar materi, bukan melakukan serangan atas dasar politis atau patriotis.
Keyakinan Zetter ini senada dengan sudut pandang yang diambil oleh Partai Republik di senat AS. Pada pernyataan resminya, Partai Republik menilai serangan terhadap Sony Pictures merupakan ulah organisasi internasional, bukan di bawah arahan negara manapun.
Selain itu, sebuah pesan yang diterima oleh jajaran peringgi Sony Pictures juga menunjukkan sebuah tuntutan berbentuk kompensasi dalam bentuk uang yang diminta oleh kelompok hacker.
Hingga kini, kelompok hacker Guardian of Peace (GoP) mengklaim sebagai pihak yang bertanggung jawab atas peretasan Sony Pictures. Menurut pengakuan mereka, aksinya ini dilakukan untuk menentang perilisan film The Interview.
Film komedi The Interview sendiri memang sangat menyinggung Korut. Di dalamnya diceritakan usaha pembunuhan pimpinan Korut, Kim Jong-un. Tema yang diangkat film The Interview bahkan ditanggapi oleh pemerintah Korut sebagai 'pernyataan perang dari barat'. (dhi/dew)
Hacker Sony Pictures Cari Uang, Bukan Aksi Politis
Kelompok hacker seperti ini mengejar materi, bukan melakukan serangan atas dasar politis atau patriotis.
diperbarui 20 Des 2014, 15:22 WIBDiterbitkan 20 Des 2014, 15:22 WIB
Advertisement
Live Streaming
Powered by
Video Pilihan Hari Ini
Video Terkini
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Keutamaan Puasa 10 Rajab Lengkap dengan Niat dan Tata Caranya, Momen Turunnya Cahaya Nabi Muhammad
Nasib Pemain Timnas Indonesia Dari dalam Negeri yang Sudah Bersinar di Era STY: Persaingan Baru, Era Berubah
350 Caption Jualan Buket Kreatif dan Inovatif untuk Bisnis Online
Mengenal Ciri-ciri Hutan Sabana: Karakteristik Unik Ekosistem Tropis
Provinsi di Indonesia yang Paling Sering Banjir Sepanjang 2024, Penyebabnya Curah Hujan Tinggi hingga Persoalan Urbanisasi
Sevina, Remaja yang Diselamatkan Aipda Anditya di Pantai Pangandaran: Pak Polisi Itu Pahlawan Saya
Jangan Sekadar Meregulasi, Pemerintah Diminta Lebih Gencar Promosi Benefit Sertifikasi Halal
Petani Transmigran Bakal Raup Pendapatan Rp 20 Juta per Bulan
Soal Pelaksanaan MBG, Menteri PPPA: Kami Merasa Terpanggil untuk Ikut Menyukseskan
7 Potret Alya Rohali Persiapkan Lamaran Namira, Sudah Dekat Calon Besan
Kue Bika, Camilan Khas Minang yang Menggugah Selera
Terungkap, Ini Sosok Hacker yang Bobol Departemen Keuangan AS