Hacker Sony Pictures Cari Uang, Bukan Aksi Politis

Kelompok hacker seperti ini mengejar materi, bukan melakukan serangan atas dasar politis atau patriotis.

oleh Adhi Maulana diperbarui 20 Des 2014, 15:22 WIB
Diterbitkan 20 Des 2014, 15:22 WIB
Ilustrasi Hacker
Ilustrasi Hacker

Liputan6.com, Jakarta - Simpang siur terkait siapa dalang di balik peretasan Sony Pictures masih terus berlanjut. Terkini pemerintah Amerika Serikat (AS) dikabarkan masih sangat mencurigai keterlibatan Korea Utara (Korut) di dalamnya, meski Korut sudah dengan tegas membantah.

Di sisi lain, Kim Zetter, seorang jurnalis dari Wire Magazines menulis sebuah artikel yang mungkin dapat dijadikan pertimbangan sebelum pemerintah AS benar-benar menuduh Korut secara langsung.

Pada artikelnya Zetter mengungkapkan bahwa kelompok hacker diisi oleh individu-individu yang sangat pintar. Mereka tidak akan dengan mudah memberikan petunjuk bagi lawannya. 

Walaupun FBI sudah menemukan beberapa indikasi yang mengarah pada Korut, seperti malware yang diprogram dengan bahasa Korea atau jenis malware yang sama dengan yang digunakan Korut untuk menyerang Korsel, namun hal-hal tersebut menurut Zetter bisa saja hanya hasil manipulasi hacker.

Zetter meyakini jika kelompok hacker yang menyerang Sony Pictures ini sama dengan kelompok-kelompok hacker lainnya yang menyasar perusahaan besar. Kelompok hacker seperti ini mengejar materi, bukan melakukan serangan atas dasar politis atau patriotis.

Keyakinan Zetter ini senada dengan sudut pandang yang diambil oleh Partai Republik di senat AS. Pada pernyataan resminya, Partai Republik menilai serangan terhadap Sony Pictures merupakan ulah organisasi internasional, bukan di bawah arahan negara manapun.

Selain itu, sebuah pesan yang diterima oleh jajaran peringgi Sony Pictures juga menunjukkan sebuah tuntutan berbentuk kompensasi dalam bentuk uang yang diminta oleh kelompok hacker.

Hingga kini, kelompok hacker Guardian of Peace (GoP) mengklaim sebagai pihak yang bertanggung jawab atas peretasan Sony Pictures. Menurut pengakuan mereka, aksinya ini dilakukan untuk menentang perilisan film The Interview.

Film komedi The Interview sendiri memang sangat menyinggung Korut. Di dalamnya diceritakan usaha pembunuhan pimpinan Korut, Kim Jong-un. Tema yang diangkat film The Interview bahkan ditanggapi oleh pemerintah Korut sebagai 'pernyataan perang dari barat'. (dhi/dew)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya