Yahoo Tutup Kantor di Tiongkok

Raksasa internet itu mengumumkan penutupan kantornya di Beijing, Tiongkok, dengan estimasi 300 karyawan terancam mengalami PHK.

oleh Andina Librianty diperbarui 19 Mar 2015, 12:47 WIB
Diterbitkan 19 Mar 2015, 12:47 WIB
Keuntungan Menurun, Bos Cantik Yahoo Kecewa
Marissa Mayer (businessinsider.com)

Liputan6.com, Tiongkok - Yahoo kembali menjadi sorotan terkait operasionalnya di luar Negeri Paman Sam. Raksasa internet itu mengumumkan penutupan kantornya di Beijing, Tiongkok, dengan estimasi 300 karyawan terancam mengalami Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).

Yahoo telah mengonfirmasi perihal hengkangnya perusahaan dari Tiongkok. Menurut juru bicara Yahoo, para karyawan mendapatkan pemberitahuan mengenai penutupan kantor tersebut pada Rabu, 18 Maret 2015.

Menurut catatan Cnet, Yahoo sejauh ini tidak memiliki produk lokal di Tiongkok. Melainkan hanya secara fisik hadir di Negeri Tirai Bambu itu sebagai pusat riset dan pengembangan.

"Kami terus melakukan perubahan untuk mengatur kembali sumber daya, serta mengembangkan kolaborasi dan inovasi yang lebih baik di seluruh bisnis kami. Kami akan memperkuat fungsi-fungsi tertentu di dalam kantor yang jumlahnya lebih sedikit, termasuk di kantor pusat kami di Sunnyvale, California," jelas juru bicara Yahoo, seperti dilansir Cnet, Kamis (19/3/2015).

Yahoo tidak mengungkapkan jumlah karyawan yang terkena dampak penutupan kantor. Namun menurut sumber Bloomberg, kantor Yahoo itu diperkirakan mempekerjakan 200-300 orang.

Yahoo hingga akhir 2014, diperkirakan memiliki 12.500 karyawan di seluruh dunia. Itu artinya, hengkangnya Yahoo dari Tiongkok akan memangkas 2 persen dari total tenaga kerja globalnya.

Adapun penutupan kantor ini berselang sebulan setelah Pemerintah Tiongkok mengumumkan kebijakan baru yang menekan perusahaan teknologi asing. Pemerintah setempat ingin perusahaan teknologi asing memberikan kode sumber, tunduk pada audit dan membuat back door di dalam produk hardware dan software.

Pemerintah Amerika Serikat (AS) mengkritik kebijakan Tiongkok itu sebagai 'penghalang utama' bagi perdagangan dan pasar terbuka. Kebijakan tersebut akan berlaku mulai bulan ini.

(din/isk)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya